Selasa 10 Jan 2023 00:11 WIB

Kondisi Terkini Korban Keracunan Chiki Ngebul di Tasikmalaya

Pada November 2022, tujuh orang bergejala keracunan makanan seperti mual.

Kondisi terkini korban yang diduga keracunan chiki ngebul. (ilustrasi)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Kondisi terkini korban yang diduga keracunan chiki ngebul. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menyampaikan anak yang dilaporkan keracunan jajanan chiki ngebul di sekolah pada November 2022 saat ini dalam keadaan sehat.

Kepala Bidang Pengawasan Pelayanan Kesehatan dan Tempat Usaha pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Reti Zia Dewi, mengatakan tidak ada gejala maupun mendapatkan tindakan operasi pada korban. Korban saat itu sudah pulang dari rumah sakit.

Baca Juga

"Melihat kondisinya Alhamdulillah tidak ada gejala, dan sudah sehat kembali," kata Reti.

Dia menyebut, peristiwa dugaan tujuh anak mengalami keracunan makanan jajanan di sekolah berupa chiki ngebul atau mengandung bahan nitrogen itu terjadi di Desa Ciawang Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya pada 15 November 2022. Dinkes Tasikmalaya, kata dia, saat mendapatkan laporan adanya dugaan keracunan makanan itu langsung bertindak bersama dengan petugas kesehatan dari puskesmas setempat untuk menangani korban.

"Waktu itu ada gejala, salah satunya mual, petugas dari puskesmas langsung ke TKP, dan berkoordinasi dengan Dinkes," ujarnya.

Ia menyampaikan saat di lokasi kejadian ada tujuh orang bergejala keracunan makanan seperti mual. Satu orang dibawa ke Rumah Sakit SMC Tasikmalaya untuk menjalani pemeriksaan medis.

Korban yang dibawa ke rumah sakit, kata dia, langsung mendapatkan penanganan medis selama kurang lebih tiga jam. Setelah itu diperbolehkan pulang ke rumah dengan tetap mendapatkan pengawasan tim medis di lapangan.

"Sudah dipulangkan hanya observasi di Rumah Sakit SMC. Untuk para korban, kami selalu memantau dengan puskesmas terdekat, kami juga buatkan satu tim untuk melihat kondisinya," kata dia.

Terkait jajanan makanan chiki ngebul itu berbahaya, Reti mengatakan, pihaknya belum bisa menyampaikan, karena perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait unsur dalam kandungan makanan tersebut. Namun, kata dia, setiap makanan yang mengandung bahan pengawet atau pengawetnya berlebihan memiliki dampak buruk atau berbahaya bagi kesehatan manusia.

"Pada dasarnya bahan di makanan kalau berlebihan akan berbahaya, namun terkait nitrogen, dari BPOM sendiri belum mengeluarkan panduan, dari penelitian juga belum ada ketentuan," katanya.

Ia menyampaikan Dinkes Tasikmalaya selama ini sudah berupaya mengedukasi masyarakat maupun pedagang untuk selalu memilih maupun menjual makanan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi. Selain itu, jajarannya bersama instansi terkait lainnya melakukan kegiatan sosialisasi terhadap industri rumah tangga sektor makanan tentang membuat makanan yang baik dan sehat.

"Sosialisasi ke industri rumah tangga bagaimana cara membuat makanan yang baik dan sehat," katanya.

Terpisah, ibu korban, Wiwin (30) mengatakan, kondisi anaknya sampai saat ini sehat meski sempat dibawa ke rumah sakit, namun tidak berlangsung lama. "Alhamdulillah, sejak kejadian itu sampai sekarang anak saya sehat dan tak bergejala apapun," kata Wiwin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement