REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS— Jumlah warga yang mengungsi akibat banjir di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, semakin bertambah karena saat ini mencapai 1.128 jiwa.
"Sehari sebelumnya jumlah pengungsi hanya 1.081 jiwa, hari ini (8/1/2022) bertambah menjadi 1.128 jiwa. Sedangkan desa terdampak sebanyak 29 desa," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Munaji di Kudus, Ahad (8/1/2022).
Menurut dia data pengungsi akan terus dimutakhirkan, terlebih curah hujan mulai berkurang.
Dari ratusan warga yang mengungsi tersebut, di antaranya dari Kecamatan Mejobo ada sembilan desa yang terdampak banjir, yakni Desa Temulus, Mejobo, Payaman, Gulang, Hadiwarno, Kesambi, Kirig, Jojo, dan Golantepus.
Sementara dari Kecamatan Jati, kata dia, berasal dari lima desa yang terdampak banjir, meliputi Desa Jati Wetan, Tanjung Karang, Jetis Kapuan, Pasuruan Lor, dan Jati Kulon. Sedangkan dari Kecamatan Undaan ada empat desa, meliputi Desa Karangrowo, Ngemplak, Undaan Lor, dan Wates.
Untuk desa terdampak di Kecamatan Kaliwungu ada tujuh desa. Di antaranya, Desa Setrokalangan, Kedungdowo, Blimbing Kidul, Banget, Garung Kidul, Prambatan Lor dan Gamong.
Kemudian di Kecamatan Jekulo juga ada empat desa, meliputi Desa Bulungcangkring, Bulung Kulon, Sadang, dan Gondoharum.
Untuk tempat pengungsian, kata dia, ada 12 lokasi pengungsian. Di antaranya ada yang menempati gedung DPRD Kudus, tempat ibadah, balai desa, gedung PKK, SD serta TPQ.
Selain menggenangi pemukiman penduduk, banjir juga menggenangi areal persawahan di lima kecamatan dengan total luas areal sawah mencapai 8.095 hetare.
Untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum setiap harinya, sudah disiapkan 15 dapur umum yang menyiapkan kebutuhan makan warga yang masih bertahan di pengungsian maupun di rumah.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga untuk mewaspadai dampak kondisi cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di bagian wilayah Jawa Tengah dari 9 sampai 11 Januari 2023.
Baca juga: Al-Fatihah Giring Sang Ateis Stijn Ledegen Jadi Mualaf: Islam Agama Paling Murni
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, di Cilacap, Ahad, mengutip siaran Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang yang menyebutkan bahwa pada 9 Januari kondisi cuaca ekstrem antara lain berpeluang meliputi bagian wilayah Kabupaten dan Kota Magelang,Kabupaten dan Kota Tegal, Kabupaten dan Kota Pekalongan, sertaKabupaten dan Kota Semarang.
Selama kurun itu, kondisi cuaca ekstrem juga diprakirakan meliputi bagian wilayah Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Brebes, Pemalang, Batang, Kendal, Blora, Pati, Kudus, Grobogan, Boyolali, Sragen, Karanganyar, dan sekitarnya.
Pada10 Januari, menurut prakiraan BMKG, cuaca ekstrem berpotensi terjadi Kabupaten dan Kota Magelang,Kabupaten dan Kota Tegal, Kabupaten dan Kota Pekalongan, Kabupaten dan Kota Semarang, serta Kabupaten Brebes, Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Pemalang, Batang, Kendal, Rembang, Blora, Pati, Kudus, dan sekitarnya.
Bagian wilayah Kabupaten Tegal, Pekalongan, Batang, Kendal, dan sekitarnya juga diprakirakan menghadapi potensi cuaca ekstrem pada 11 Januari.