Rabu 04 Jan 2023 01:00 WIB

BNPB Catat 46 Kejadian Bencana Sepekan Terakhir di 2022

Lima orang meninggal dunia dalam bencana pekan terakhir 2022.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Bencana alam (ilustrasi)
Foto: Dok Republika.co.id
Bencana alam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 46 kejadian bencana selama sepekan terakhir di Tahun 2022 yakni 26-31 Desember 2022. Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan 46 kejadian tersebut didominasi cuaca ekstrem dan banjir yang mengakibatkan banyak masyarakat mengungsi dan diantaranya meninggal dunia.

"Dari Pemerintah daerah kita menerima laporan setidaknya ada 46 kejadian bencana memang sudah diprediksi sebelumnya. Sebanyak 5 orang meninggal dunia. Ini belum termasuk yang di Semarang, ini terakhir 2022," ujar Muhari dalam Disaster Briefing yang disiarkan daring Selasa (3/1/2023).

Baca Juga

Muhari menjelaskan, distribusi bencana ada di wilayah Jawa, Sulawesi bagian selatan dan tenggara. Pada 26 Desember misalnya, bencana terjadi di Banten, Jawa Barat, dan DKI, Jabodetabe. Kemudian cuaca ekstrem ini merambah ke kawasan Pantura baik Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.

"Ini yang mengakibatkan beberapa tempat kemudian mengalami banjir dan ini recover 1 januari 2023 dan beberapa tempat genangan masih terjadi," ujarnya.

Selain itu, lanjut Muhari, jika pada dua pekan sebelumnya, wilayah Sulawesi Selatan dikepung banjir, banjir bandang dan tanah longsor tetapi pada 26-31 Desember 2022, wilayah dalam kondisi aman meskipun, hujan masih turun.

"Dilihat dari cuaca bagaimana sudah disampaikan dalam rilis BMKG beberapa kali tanggal 25-26 cukup tinggi, intensitas hujannya, kemudian 27-28 itu tidak terlalu signifikan intensitas curah hujan di sekitar Jawa," katanya.

Pada kesempatan itu, Muhari juga mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan mengacu informasi cuaca dari lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan. Ini disampaikannya untuk mencegah kesimpangsiuran di masyarakat tentang informasi cuaca.

"Mari kita mengacu pada lembaga resmi supaya yang kitanya nantinya teruskan yang kita sebarkan aspek realibilitas dam validitas yang memang berasal dari institusi yang punya kewenangan, kita harapkan ke depan tidak terjadi simpang siur informasi di masyarakat" katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement