Selasa 03 Jan 2023 08:36 WIB

Banjir Besar, BNPB Minta Pemprov Jateng Lakukan Perencanaan Rehabilitasi Lebih Baik

Kepala BNPB ingatkan Pemprov Jateng keselamatan rakyat adalah hal utama

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kendaraan menerobos banjir di Kawasan Kaligawe, Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/1/2023). Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto berharap bencana banjir yang melanda Jawa Tengah menjadi momentum Pemerintah daerah untuk melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi. Ini disampaikan Suharyanto usai Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Banjir di Provinsi Jawa Tengah, Senin (2/1/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kendaraan menerobos banjir di Kawasan Kaligawe, Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/1/2023). Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto berharap bencana banjir yang melanda Jawa Tengah menjadi momentum Pemerintah daerah untuk melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi. Ini disampaikan Suharyanto usai Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Banjir di Provinsi Jawa Tengah, Senin (2/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, berharap bencana banjir yang melanda Jawa Tengah menjadi momentum pemerintah daerah untuk melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi. Ini disampaikan Suharyanto usai Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Banjir di Provinsi Jawa Tengah, Senin (2/1/2023).

Ia pun meminta kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih baik. "Setelah masa tanggap darurat ini selesai, kepala daerah segera susun kebutuhan prioritas untuk rehabilitasi dan rekonstruksi, apa yang mau dibangun, apa yang diperlukan sehingga ketika terjadi lagi hujan dengan intensitas tinggi pada masa mendatang, kejadian seperti ini tidak akan terulang," kata Suharyanto dikutip dari siaran pers, Senin (2/1/2023) malam.

Kepada Pemda, Suharyanto mengingatkan keselamatan rakyat adalah hal utama. Suharyanto mengimbau agar segera didirikan pos komando tanggap darurat dan disiapkan pos pengungsian yang layak, disertai dengan dapur lapangan dan fasilitas kesehatan yang memadai.

Dia juga mengatakan, pada saat tanggap darurat bencana, pemimpin daerah otomatis menjadi komandan penanganan darurat.

"Sehingga penanganan dapat satu komando dan lebih terkoordinasi karena pemerintah daerah, yang lebih paham kondisi di lapangan," sebutnya.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan, puncak musim hujan di Provinsi Jawa Tengah akan terjadi pada bulan Januari hingga Februari 2023. Selain hujan, wilayah Jateng juga berpotensi mengalami gelombang tinggi dan angin.

Terkait potensi hujan lebat, sejak Ahad (1/1/2023), BNPB bersama BMKG telah mengoperasikan 1 pesawat Casa TNI untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah Jawa Tengah. Dengan dilakukannya TMC, upaya ini diharapkan dapat mengurangi intensitas hujan yang turun.

"Garam akan ditabur di atas Laut jawa sehingga awan-awan dipaksa 'menurunkan' hujannya sebelum memasuki wilayah Jawa Tengah. Kita memang tidak bisa mencegah. Namun, harapannya dapat mengurangi intensitas hujan yang tadinya lebat menjadi sedang, dan sedang menjadi ringan," kata Dwikorita.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berterima kasih atas dukungan yang telah diberikan BNPB, khususnya bantuan TMC.

"Dua hari ini hujannya berhenti berkat TMC yang dilakukan oleh BNPB dan BMKG berhasil sehingga banjir bisa surut," kata Ganjar.

Kepala BNPB bersama Gubernur Jawa Tengah dan Kepala BMKG juga berkesempatan untuk meninjau langsung dapur umum di Taman Brotojoyo, Desa Sentoso, Kecamatan Semarang Utara. Dalam satu hari dapur umum dapat membuat 1.500 nasi bungkus yang akan dibagikan kepada warga terdampak banjir di Kota Semarang.

Tinjauan selanjutnya dilakukan di Stasiun Tawang, tempat stasiun tersebut sempat terendam saat banjir melanda Kota Semarang pada Sabtu (31/12) lalu.

Namun saat ini, air sudah surut total dan operasional kereta api sudah kembali normal.

"Kemarin kita tahu ada kurang lebih 10 jadwal yang dibatalkan akibat banjir, hari ini sudah bisa surut total salah satunya juga berkat TMC yang didukung oleh BNPB dan BMKG, terima kasih banyak," kata Ganjar.

Ganjar juga meminta kepada jajarannya untuk senantiasa memonitor jalur lalu lintas transportasi, baik darat, laut, maupun udara mengingat cuaca yang sedang tidak menentu. Dia juga mengimbau bupati dan wali kota untuk berpatroli meninjau langsung kondisi di lapangan.

"Lakukan patroli, pastikan logistik dam peralatan siap dan memadai. Kalau kurang segera di list apa-apa saja agar bisa segera kami mintakan ke BNPB," kata Ganjar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement