Jumat 30 Dec 2022 18:52 WIB

Satgas Citarum Harum Konsisten Meningkatkan Keberhasilan Program Citarum Harum

Citarum kini bukan lagi sungai terkotor di dunia.

Sungai Citarum Kilometer 0 menjadi salah satu obyek wisata.
Foto: Istimewa
Sungai Citarum Kilometer 0 menjadi salah satu obyek wisata.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hampir lima tahun Pemerintah pusat, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, TNI dan Kepolisian berkolaborasi menangani Sungai Citarum melalui Program Citarum Harum yang berlandaskan Perpres 15/2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum. Sejumlah pencapain telah diraih meski dalam perjalanannya telah mengalami hambatan-hambatan seperti terjadinya pandemic Covid-19 selama tahun 2020-2021. 

Namun, dengan kuatnya komitmen semua stakeholder dan elemen pentahelix semua peningkatan-peningkatan kinerja capaian Satgas Citarum Harum tetap dapat terjadi. Keberhasilan Program Citarum Harum telah disampaikan Ridwan Kamil  selaku Komandan Satgas Citarum Harum, pada konferensi tahunan yang membahas langkah global dalam upaya pengendalian krisis iklim, COP26 Glasgow akhir tahun lalu. Dalam konferensi tersebut Gubernur menegaskan “Citarum bukan lagi sungai terkotor di dunia”.

Ketua Harian Satgas Citarum Harum Mayjen (purn) Dedi Kusnadi Thamim mengatakan, pernyataan gubernur tersebut tentunya berdasarkan data dan fakta. Salah satu buktinya adalah keberhasilan menurunkan tingkat pencemaran Sungai Citarum dari kategori cemar berat menjadi kategori cemar ringan. 

"Hal ini menunjukkan keberhasilan kolaborasi semua pihak Pentaheliks yang berjalan dengan baik, khususnya TNI AD sebagi garda terdepan yang mengawal Program Citarum Harum. Dan pada 2025, ultimate goal IKA adalah 60 yang harus disongsong penuh keyakinan dan usaha bersama," ujar Dedi dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Jumat (30/12/2022).

Menurut Dedi, keberhasilan program ini apabila melihat sasaran target tidak hanya kenaikan IKA, namun juga meningkatkan kondisi daerah aliran sungai yang bebas limbah dan sampah,produktif untuk aktivitas prasarana/sarana rekreasi air/pariwisata, serta aktivitas perekonomian lainnya yang ramah lingkungan. Selain itu juga, meningkatkan kondisi daerah aliran sungai yang berketahanan terhadap bencana dan dampak perubahan iklim.

"Hal ini harus dilakukan dengan kerja keras, konsisten dan berkelanjutan serta komitmen untuk mewujudkan program kegiatan yang terdapat dalam rencana aksi,"ucapnya.

Perlu diketahui, Dedi mengulas program Citarum Harum dimulai 2018 dan akan berakhir di tahun 2025. Dalam rentang waktu tersebut diakui masih banyak tantangan untuk keberlanjutan keberhasilan Program Citarum Harum. 

Berdasarkan hasil evaluasi sampai dengan triwulan II tahun 2022 dari 12 (dua belas) program PPK DAS Citarum, 8 (delapan) program telah selaras terhadap pencapaian target kumulatif yang ditetapkan dalam rencana aksi yaitu: Penanganan Lahan Kritis, Penanganan Limbah Industri, Penanganan Limbah Peternakan, Pengendalian Pemanfaatan Ruang ,Penegakan Hukum, Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat, Riset dan Pengembangan, dan Pengelolaan Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat.

"Adapun 4 (empat) program masih perlu dilakukan percepatan karena belum selaras terhadap pencapaian target kumulatif yang ditetapkan dalam rencana aksi yaitu Penanganan Air Limbah Domestik, Penanganan Keramba Jaring Apung, Pengelolaan Sampah, Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pariwisata,"ucapnya.

Dedi menegaskan, keberhasilan dari pelaksanaan PPK DAS Citarum sudah barang tentu sangat tergantung pada kontribusi dan kolaborasi antara berbagai stakeholders baik di tingkat, provinsi dan kabupaten/kota, dari aspek (1) kebijakan dan anggaran; (2) kelembagaan; (3) pemberdayaan institusi dan masyarakat; dan (4) kolaborasi pentahelix dan penegakan hukum. 

"Kami berharap semua yang terlibat dapat melakukan evaluasi pelaksanaan program Citarum dengan seksama dan masing  masing pihak dapat melakukan upaya peningkatan percepatan mewujudkan target sesuai rencana aksi,"katanya.

Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar sekaligus Sekretaris Harian Sekretariat Satgas Citarum Harum Prima Mayaningtias menuturkan, secara kasat mata telah terlihat perubahan-perubahan yang mencolok di sepanjang DAS Citarum saat ini. Antara lain telah jarang terlihat ada onggokan sampah, pembuangan limbah industri tanpa pengolahan terlebih dahulu juga telah dengan cepat dapat diketahui dari perubahan warna maupun bau sehingga dapat segera diatasi, serta telah terdapat beberapa pemanfaatan Sungai Citarum dilakukan oleh masyarakat.

Menurut dia, hal itu tak lepas dari peran TNI yang terbagi menjadi 23 sektor di sepanjang Sungai Citarum yang bahu membahu bersama masyarakat komunitas serta aparat setempat merupakan faktor penting dalam pencapaian peningkatan kualitas air Sungai Citarum sehingga tidak menjadi sungai terkotor di dunia lagi. 

Terkait peranan TNI, Program Citarum Harum akan berakhir 2025 sesuai dengan amanat Perpres 15/2018 atau sekitar 3 tahun lagi, maka keberadaan TNI yang telah menjadi bagian integral dari pelaksanaan program perlu mendapatkan perhatian serius.

"Terdapat sedikitnya 4 (empat) hal yang harus diantisipasi dan disiapkan oleh kita semua dalam pelaksanaan PPK DAS Citarum sampai dengan tahun 2025 sekaligus mempersiapkan kondisi paska peraturan presiden nomor 15 tahun 2018 tersebut," ucapnya.

Yang pertama adalah perlunya terus melaksanakan sosialisasi rencana aksi PPK DAS Citarum yang telah ditetapkan sebagai Pergub Jabar nomor 37 tahun 2021 sebagai acuan bersama untuk dilaksanakan secara konsisten oleh semua pihak, serta mengingat masih banyaknya pihak-pihak yang belum memahami mengenai Program Citarum Harum ini. 

"Kemudian, kita juga harus terus meningkatkan upaya secara pentahelix, melibatkan semua pihak bekerjasama, bergotong royong secara terintegrasi mewujudkan Citarum Juara. Kemudian yang terakhir adalah upaya terus- menerus untuk meningkatkan kesadaran atas perilaku masyarakat yang ramah lingkungan melalui upaya edukasi terutama pada generasi masa depan kita," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement