Kamis 29 Dec 2022 22:59 WIB

Viral Rumah Mewah Ditempeli Stiker Keluarga Miskin Penerima Bansos

Bupati Indramayu mengaku prihatin dengan fenomena tersebut.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ilham Tirta
Petugas menempelkan stiker Keluarga miskin di salah satu rumah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bantuan sosial di Indramayu (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Petugas menempelkan stiker Keluarga miskin di salah satu rumah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bantuan sosial di Indramayu (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Video yang menunjukkan sejumlah rumah mewah di Kabupaten Indramayu ditempeli stiker ‘Keluarga Miskin Penerima Bantuan Sosial’ viral di media sosial. Dalam video itu, terlihat kondisi sejumlah rumah yang ditempeli stiker itu cukup mewah dan besar. Bahkan, ada pula rumah yang bagian depannya terdapat toko kelontong.

Padahal, rumah yang ditempeli stiker tersebut menandakan pemiliknya adalah keluarga miskin penerima bantuan sosial, baik dalam Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), ataupun Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan atau (PBI). Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Indramayu, Sri Wulaningsih mengakui adanya kondisi tersebut. Dia pun mengaku prihatin.

Baca Juga

"Harusnya mereka merasa malu,’’ kata Wulan, Kamis (29/12/2022).

Wulan mengungkapkan, penempelan stiker keluarga miskin pada rumah-rumah keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan sosial merupakan salah satu cara pemerintah memperbaiki kualitas KPM agar tepat sasaran. "Penempelan stiker ini menjadi sarana kita untuk menyadarkan mereka, terutama yang sudah lama menerima bantuan dan hidupnya sudah sejahtera, agar bisa bergantian dengan warga lain yang lebih membutuhkan,’’ kata Wulan.

Wulan menyebutkan, secara keseluruhan, ada 250.825 KPM yang rumahnya akan dipasangi stiker keluarga miskin penerima bantuan sosial di Kabupaten Indramayu. Dari jumlah tersebut, penempelan stiker tersebut baru sekitar 30 ribu rumah. "enempelan stiker saat ini masih terus berjalan,’’ kata Wulan.

Wulan berharap, penerima bantuan sosial yang kondisinya sudah sejahtera dan tidak layak menerima bantuan untuk bisa sadar. Dia pun mengakui, ada sejumlah penerima bantuan, yang kondisinya sudah sejahtera, secara sukarela mengundurkan diri dan menolak rumahnya ditempeli stiker tersebut.

Wulan menambahkan, jika penempelan stiker telah selesai seluruhnya, pihaknya akan melakukan evaluasi untuk menentukan KPM yang sudah masuk kategori sejahtera. Selanjutnya, pihaknya akan mengajukan usulan graduasi atau pemutusan dari daftar KPM ke Kementrian Sosial (Kemensos).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement