Rabu 28 Dec 2022 18:14 WIB

BRIN Dinilai Offside Soal Prakiraan Cuaca, Diminta Fokus ke Riset dan Pengembangan

DPR meminta informasi prakiraan cuaca satu pintu agar tak membuat masyarakat was-was.

Rep: Wahyu Suryana, Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Tukang becak menaikkan penumpang saat hujan di kawasan Ngabean, Yogyakarta, Rabu (28/12/2022). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memperkirakan bahwa Jogja dilanda cuaca ekstrem pada 28 hingga 30 Desember 2022. Kondisi tersebut membuat potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta petir dan angin kencang.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Tukang becak menaikkan penumpang saat hujan di kawasan Ngabean, Yogyakarta, Rabu (28/12/2022). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memperkirakan bahwa Jogja dilanda cuaca ekstrem pada 28 hingga 30 Desember 2022. Kondisi tersebut membuat potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta petir dan angin kencang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbedaan prakiraan cuaca terjadi antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dengan Geofisika (BMKG).  Peneliti BRIN mengeluarkan prediksi terjadinya badai pada 28 Desember 2022.

Namun, BMKG memprakirakan bahwa yang akan terjadi kemungkinan hujan ekstrem, bukan badai. BMKG turut meminta pihak-pihak terkait hati-hati terkait pemakaian istilah-istilah tersebut karena ada perbedaan dari hujan esktrem dan badai.

Baca Juga

Anggota Komisi V DPR RI dari Partai Demokrat, Irwan Fecho mengatakan, untuk prediksi badai ini BRIN terbilang offside. Ia melihat, BRIN terlalu bersemangat sampai melewati ketugasan mereka, bahkan malah kesulitan membedakan istilah-istilah.

"BRIN saya pikir offside ya, terlalu bersemangat hingga melampaui tugas dan fungsinya. Padahal, membedakan istilah badai dengan hujan ekstrem belum tuntas," kata Irwan kepada Republika, Rabu (28/12/2022).

Ia menuturkan, dalam situasi iklim dan cuaca seperti ini sudah seharusnya info seperti itu disampaikan satu pintu. Melalui badan pemerintah yang memang ditugasi untuk melaksanakan pengamatan, pengelolaan daya dan pelayanan jasa yaitu BMKG.

Apalagi, Irwan menerangkan, selama ini yang setiap hari memberikan perkembangan terkait informasi dan peringatan iklim dan cuaca sudah dilakukan BMKG dan telah terbukti tepat. Bahkan, Presiden Jokowi sendiri memuji prestasi BMKG Indonesia.

Terbaru, lanjut Irwan, di Presidensi Indonesia dalam agenda G20 yang digelar di Bali, BMKG kembali sukses. Kemudian, mendapatkan apresiasi tidak hanya dari Presiden Joko Widodo, tapi dari pemimpin-pemimpin dunia yang hadir kala itu.

Irwan berpendapat, informasi dari BRIN seperti ini hanya membuat kebingungan, bahkan kepanikan di tengah masyarakat. Yang mana, selama ini sudah terbiasa mendapatkan informasi-informasi yang tepat dan selalu update dari BMKG.

"Lebih baik fokus kepada fungsi utamanya menjalankan riset dan pengembangan untuk dilaporkan ke presiden, daripada menjadi badan yang langsung memberikan informasi teknis ke masyarakat," ujar Irwan. 

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad juga menanggapi perbedaan prakiraan cuaca antara BRIN dengan BMKG untuk 28 Desember 2022. Menurutnya, maksud keduanya baik untuk memperingatkan masyarakat dari cuaca ekstrem.

"Namun biar bagaimanapun, nanti kita minta komisi teknis dalam hal ini yang membawahi BRIN dan BMKG untuk memanggil dan mensinkronkan agar kedua lembaga ini. Saling mengintegrasikan data sebelum kemudian melemparkan ke masyarakat," ujar Dasco di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.

DPR disebutnya akan memanggil kedua lembaga tersebut usai masa reses berakhir. Dalam hal ini BMKG dengan Komisi V. Sedangkan BRIN sendiri merupakan mitra dari Komisi VII.

"Sehingga masyarakat yang was-was karena cuaca tidak tambah was-was karena pernyataan yang mirip, tapi agak berbeda," ujar Dasco.

 

photo
Merawat mobil usai terkena banjir. - (republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement