REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Dedi Supandi, banyak sekolah terdampak gempa Cianjur. Bahkan, satu SMK harus dipindahkan karena dekat dengan sesar Cugenang. "Saran dari BMKG, sekolah yang radius 200 meter dari sesar Cugenang (dipindahkan), ada satu SMK, itu SMK Cugenang," ujar Dedi, Selasa (27/12/2022).
Disdik Jabar, kata dia, saat ini tengah membantu pemulihan siswa-siswi dan tenaga pendidik yang terdampak gempa di Cianjur. Adapun total sekolah yang terdampak gempa mencapai 532 sekolah. Jumlah ini merupakan total mulai dari SD, SMP, SMA/SMK dan sederajat. "Nanti di awal Januari tenda darurat, tetapi ada juga akan dilakukan rencana perubahan relokasi lokus. Jadi Dana Alokasi Khusus (DAK) yang lokusnya ke beberapa daerah lain bakal kami lakukan fokus di lokasi untuk menyelesaikan di Cianjur," ujarnya.
Disdik Jabar pun, kata dia, kini telah mengundurkan waktu UAS untuk sekolah yang terdampak gempa di Cianjur. Dari jadwal awal yang seharusnya 5 - 17 Desember 2022, diundur menjadi 9 Januari 2023. Saat ini proses pembersihan puing reruntuhan juga tengah dilakukan.
Untuk total siswa-siswi yang mengungsi ke luar daerah, kata Dedi, Disdik Jabar kini masih melakukan pendataan dan belum diketahui total jumlah pastinya. "Proses ke trauma healing sekarang juga tengah berjalan. Jadi kita belum ke arah itu (pendataan siswa mengungsi keluar daerah) jadi nanti data itu akan kita masukan di awal Januari di tahun ajaran baru," katanya.
Meski belum ada data lengkap soal total siswa-siswi yang masih mengungsi di luar daerah, Dedi menegaskan, kondisi siswa yang masih berada di Cianjur mulai pulih dan dalam kondisi baik. "Proses trauma healing banyak juga dilakukan oleh relawan, dinas DP3AKB dan yang lainnya. Insyaallah sudah berjalan dengan baik dan mereka (siswa) siap untuk melakukan ujian tengah semester di tanggal 8 Januari 2023," katanya.