Jumat 23 Dec 2022 23:33 WIB

Di Bunex 2022, Kementan Berbagi Kisah Sukses Petani Kembangkan Usaha Perkebunan

Salah satunya Kelapa pandan wangi sangat prospektif untuk dikembangkan.

Apresiasi diberikan Kementan kepada petani perkebunan yang sukses.
Foto: Dok. Web
Apresiasi diberikan Kementan kepada petani perkebunan yang sukses.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komoditas perkebunan tak dapat dimungkiri menjadi salah satu penopang perekonomian negara. Semakin banyak masyarakat menggeluti usaha bidang perkebunan. Pada acara Talkshow Membangun Kemandirian Industri Perbenihan Perkebunan Nasional di acara Bunex, JCC, Jakarta, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Perkebunan mengajak pelaku usaha perkebunan termasuk produsen benih komoditas perkebunan berbagi kisah suksesnya dalam mengembangkan komoditas perkebunan.

Salah satunya, Jasman Produsen Benih Kelapa Pandan Wangi. “Kelapa pandan wangi sangat prospektif untuk dikembangkan. Untuk menghasilkan kelapa yang baik butuh identifikasi dan observasi. Awal mengembangkan kelapa dihadapkan dengan berbagai tantangan, namun tetap dijalankan dengan konsisten dan komitmen. Kelapa pandan wangi cepat berbuah dan produksi tinggi, kapasitas produksi untuk benih sebanyak 93.000 benih per tahun dan buah 1.6 juta butir per tahun, untuk harga 1 tandan senilai Rp. 100.000 sedangkan untuk benihnya senilai Rp. 180.000 per benih,” kata dia seperti dilansir pada Jumat (23/12/2022).

Baca Juga

Pada kesempatan yang sama, Opi Produsen Benih Vanili, turut berbagi kisah suksesnya, berhasil mengembangkan Desa Mandiri Benih melalui pola kemitraan. Sejak tahun 2018 mendapatkan bantuan berupa bangunan greenhouse, kemudian di tahun 2019 menangkarkan benih dengan melakukan kemitraan sebanyak empat mitra. Setiap tahun tekun mengelola benih dan bahkan mengajak masyarakat sekitar turut mengembangkan vanili. Saat ini kapasitas 190.000 benih per tahun.

“Kebermanfaatan bantuan pemerintah sangat dirasakan, semenjak ada bantuan pemerintah progress pengembangan menjadi semakin cepat dan banyak. Kita bisa sejauh atau sebesar ini berkat bantuan pemerintah dan kemitraan,” ujarnya.

Menurut dia, akan ada banyak tantangan ke depan, komoditas perkebunan ini luar biasa, hanya beberapa negara saja yang mempunyai vanili. Berkolaborasi, kata dia, itu penting sekali, semoga kedepannya banyak petani yang berminat atau investor bisa bermitra. Kedepan diharapkan dapat ditambah lagi sumber benihnya sehingga bisa menghasilkan lebih banyak lagi. Karena harga vanili kering kurang lebih mencapai 3 juta, ini merupakan peluang besar dan terbuka lebar.

“Mengapresiasi dan terimakasih kepada Kementerian Pertanian Ditjen Perkebunan karena telah menyelenggarakan acara Bunex ini. Kita sudah bertemu dengan beberapa pembeli. Direncanakan senin besok akan ada 4 buyer. Ini merupakan salah satu bentuk hasil atau output dari terselenggarakannya bunex ini,” ujar Heru Ferdiansyah UPK Binduriang Mandiri.

Heru Ferdiansyah menambahkan, Dibutuhkan penambahan sumber benih dan benih yang bersertifikat, supaya kapasitasnya dapat memenuhi kebutuhan. “Kedepannya melalui kolaborasi kami penangkar sangat membutuhkan teknologi memperbanyak benih yang ada,” kata Heru.

Anwar, KUP Mitra Mandala Banten, salah satu peserta Talkshow, menyampaikan, Saya Produsen Gula dengan kapasitas 22 ton perbulan dan gula saya sudah ekspor kekorea. Aren banyak menghadapi tantangan dalam mengembangkan benih unggul. Aren hanya rata-rata 5 tandan yang bisa dibibitkan maka harus membibitkan beberapa pohon. Diharapkan kedepannya dapat menemukan solusi demi menjawab tantangan tersebut. 

Merespons hal tersebut, Dr. Tony Liwang PT. Smart Tbk mengatakan, akan banyak tantangannya. Perlunya kumpulkan para pakar untuk menemukan solusi tersebut. 

"Yang perlu dilakukan lompatan secara jauh melalui teknologi yang memungkinkan dan kolaborasi seluruh pihak baik swasta, pemerintah dan produsen, sehingga bisa menghasilkan kebutuhan nasional,” ujarnya.

Semoga kedepannya lompatan terobosan bisa dilakukan dalam penyediaan teknologi untuk mempercepat penyediaan benih supaya kemandirian dalam perbenihan perkebunan nasional bisa terwujud, baik itu dibangun laboratorium nasional atau kolaborasi dengan swasta atau upaya teknologi mendukung lainnya. Semoga talkshow ini bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat, termasuk petani bahkan generasi muda.

“Semoga kedepannya sinergi antara petani maupun produsen benih, pemerintah, dan swasta menjadi lebih baik kedepannya. Seusainya talkshow ini diharapkan koordinasi dan kolaborasi  dapat terjalin dengan lebih baik lagi dalam rangka mewujudkan kemandirian industri perbenihan perkebunan yang mampu menjadi penompang ketersediaan benih unggul bermutu dan berkualitas,” ujar Heru Tri Widarto selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement