Kamis 22 Dec 2022 18:47 WIB

Buka Konferensi Islam ASEAN Ke-2, Wapres: Umat Terbaik Kunci Hadapi Tantangan Global

Dalam ajaran Islam, menjadi umat terbaik, diyakini mampu menghadapi tantangan.

Masyarakat dunia,  termasuk negara ASEAN, kini sedang menghadapi berbagai tantangan, seperti perang antarnegara, pergolakan ekonomi, krisis pangan dan energi, bencana alam, dan konflik kemanusiaan. Dalam ajaran Islam, menjadi umat terbaik, diyakini mampu menghadapi   berbagai tantangan tersebut.
Foto: istimewa
Masyarakat dunia, termasuk negara ASEAN, kini sedang menghadapi berbagai tantangan, seperti perang antarnegara, pergolakan ekonomi, krisis pangan dan energi, bencana alam, dan konflik kemanusiaan. Dalam ajaran Islam, menjadi umat terbaik, diyakini mampu menghadapi berbagai tantangan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA--Masyarakat dunia, termasuk negara ASEAN, kini sedang menghadapi berbagai tantangan, seperti perang antarnegara, pergolakan ekonomi, krisis pangan dan energi, bencana alam, dan konflik kemanusiaan. Dalam ajaran Islam, menjadi umat terbaik, diyakini mampu menghadapi berbagai tantangan tersebut.

 

Baca Juga

“Ajaran Islam mendorong terwujudnya generasi khairu ummah, atau umat terbaik,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin ketika membuka Konferensi Islam Tingkat ASEAN ke-2 di Hotel Hilton, Badung, Nusa Dua, Bali, Kamis (22/12/2022).

 

Lebih jauh, Wapres mengungkapkan, Alquran Surah Ali-Imran ayat 110 menyebutkan bahwa khairu ummah merujuk pada umat Islam yang melaksanakan kebaikan (amar ma’ruf) dan menghindari kemungkaran (nahi munkar), yang dibarengi dengan keimanan kepada Allah SWT.

 

“Sederhananya, khairu ummah adalah cerminan umat yang menjadi teladan, juga pionir hadirnya kemaslahatan dan tegaknya keadilan,” kata Wapres menyimpulkan.

 

Mengerjakan kebaikan dan menjauhi kemungkaran, menurut Wapres, tidak semata soal ibadah, tetapi prinsip yang harus diimplementasikan dalam semua aspek kehidupan.

 

“Umat Islam harus melakukan amar ma'ruf di seluruh bidang, baik itu bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun lingkungan,” tegasnya.

 

Hal ini, ungkap Wapres, dapat diaktualisasikan baik secara individu, komunitas, maupun melalui wadah institusi. Pemerintah sendiri telah berkomitmen untuk meningkatan layanan kesehatan masyarakat, mempeluas akses dan perbaikan mutu pendidikan, hingga membuat perlindungan sosial untuk menghilangkan kemiskinan.

 

Di sisi lain, Wapres mengingatkan, umat Islam harus terdepan dalam upaya memberantas segala bentuk kemungkaran yang ditemui dalam keseharian, termasuk ikhtiar melawan segala bentuk hoaks dan disinformasi, intoleransi, hingga aksi ekstremisme yang berpotensi menimbulkan perpecahan.

 

“Dalam praktiknya, amar ma’ruf dan nahi mungkar tentu harus berjalan seiring dengan kadar yang adil atau moderat (Islam Wasathiyah),” seru Wapres.

 

“Hal ini sesuai dengan prinsip Islam, bahwa yang terbaik adalah yang seimbang (ummatan wasathan), dan segala yang berlebihan akan berujung pada ketidakbaikan, bahkan menyebabkan kehancuran,” tambahnya.

 

Dalam acara yang mengangkat tema “Khaira Ummah” ini, Wapres mengajak seluruh umat Islam, baik di Indonesia maupun di wilayah ASEAN, untuk bersama-sama meneguhkan posisi umat Islam dalam kancah global, demi terwujudnya perdamaian dan tegaknya muruah kemanusiaan.

 

“Saya juga mengharapkan perhelatan ini semakin menumbuhkan prospek, sekaligus menguatkan kerja sama negara-negara ASEAN dan Arab Saudi di berbagai aspek, utamanya di bidang pendidikan dan riset untuk mengakselerasi tercapainya generasi unggul, berdaya saing, dan berakhlak mulia,” harap Wapres.

 

“Akhirnya, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Konferensi Islam ASEAN ke-2 Tahun 2022 secara resmi saya nyatakan dibuka,” pungkasnya.

 

Senada dengan Wapres, Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Arab Saudi Abdullatif bin Abdul Aziz Al-Syaikh menyampaikan, umat terbaik sama halnya dengan umat yang moderat, yakni yang menjalankan kebaikan-kebaikan dalam bentuk moderasi.

 

Ia juga menekankan, saat ini dunia sangat butuh konsep khoiru ummah, yang menerapkan  ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah yang dijalankam sahabat dan khulafaur rasyidin.

 

Sementara, mewakili Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, Wakil Menag Zainut Tauhid Sa’adi menyampaikan, konsep khoiru ummah sesungguhnya sejalan dengan konsep moderasi beragama yang menjadi amanah rencana pembangunan jangka menengah nasional dam program prioritas Kementerian Agama RI.

 

“Individu atau kelompok yang berhasil mempraktikkan moderasi beragama sesungguhnya akan menjadi pribadi dan umat terbaik, karena mampu menempatkan sesuatu secara seimbang dan profesional,” ujarnya.

 

Ia menambahkan  khoiru ummah adalah mereka yang paling besar rasa kasih sayangnya kepada sesama umat manusia dan alam semesta, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Besar Muhammad SAW.

 

Hadir dalam acara tersebut Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Esam A. Abid Al-Thagafi, Gubernur Bali I Wayan Koster, Rektor dari berbagai universitas Islam di Indonesia, serta Delegasi Konferensi dari negara-negara ASEAN.

 

Sementara itu, Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres, Ahmad Erani Yustika; Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, Suprayoga Hadi; Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi, Masduki Baidlowi; Staf Khusus Wapres Bidang Umum, Masykuri Abdillah; Staf Khusus Wapres, Zumrotul Mukaffa; serta Tim Ahli Wapres Johan Tedja Surya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement