Jumat 16 Dec 2022 19:13 WIB

Badan Pangan Nasional: Cadangan Beras Pemerintah (CBP) Dipastikan Aman

Badan Pangan Nasional menjamin beras dari luar tak akan ganggu harga beras petani

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency Arief Prasetyo Adi, saat melihat proses kedatangan dan buka palka, Jumat, (16/12/2022), di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, bersama Menteri Perdagangan dan Direktur Utama Perum BULOG. Arief mengatakan, langkah pengamanan stok CBP telah berjalan.
Foto:

 

Program KPSH ini dilakukan sepanjang tahun oleh BULOG guna mengantisipasi kelonjakan harga beras di konsumen dan terbukti efektif. Kegiatan ini juga merupakan realisasi dari Tiga Pilar Ketahanan Pangan yang ditugaskan kepada Bulog yaitu ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas.

“Salah satu urgensi peningkatan stok CBP adalah sebagai instrumen pengendalian harga, salah satunya dilakukan melalui program KPSH. Program ini terbilang efektif dalam menekan laju inflasi. Terbukti dalam dua bulan terakhir inflasi relatif stabil dan melandai,” tambahnya.

Upaya pemenuhan beras ini sejalan dengan arahan Presiden RI untuk memastikan kebutuhan pangan seluruh masyarakat terpenuhi. Presiden mengingatkan agar kita semua waspada, sehingga kebutuhan beras harus betul-betul dihitung. Presiden juga meminta dalam pemenuhan kebutuhan beras ini kementerian dan lembaga terkait saling berkoordinasi dan berkolaborasi.

Arief menambahkan, pemenuhan cadangan beras melalui pengadaan luar negeri ini tidak secara serta-merta menunjukan produksi beras nasional kurang. Ia mengapresiasi hasil produksi beras nasional tahun ini yang terbilang surplus sekitar 1,7 juta ton berdasarkan KSA Badan Pusat Statistik (BPS). Menurutnya, dengan kondisi surplus tersebut Indonesia dalam periode pemerintahan Presiden Jokowi telah berhasil mencapai swasembada beras, mengingat berdasarkan ketetapan FAO tahun 1999, suatu negara dikatakan swasembada jika produksinya mencapai 90 persen dari Kebutuhan Nasional.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di kesempatan yang sama mengatakan, ini merupakan beras pertama yang datang dari kuota 200 ribu ton. Ia menegaskan baik Presiden, Kemendag, NFA, dan Bulog pada prinsipnya tidak berharap melakukan pengadaan beras dari luar. Namun, kondisi keterbatasan stok akhirnya membuat opsi terakhir itu dilaksanakan.

“Memang data dari Kementan beras ini surplusnya banyak. Namun dalam beberapa bulan terakhir ini harga beras meroket. Oleh karena itu Bulog harus melakukan operasi pasar dengan harga Rp 8.300 digelontorkan agar masyarakat memiliki pilihan,” ujarnya.

Namun demikian, ia meyakini melalui kerja sama yang solid antara kementerian, lembaga, dan Bulog, periode Natal dan Tahun Baru ini beras aman baik secara ketersediaan maupun harga. Ia melihat untuk komoditas lain pun kondisi harga relatif stabil.

Pada kesempatan yang sama Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan beras untuk CBP langsung diberangkatkan dari negara ke tempat tujuan. “Jadi tidak lagi ditumpuk dalam satu tempat sehingga lebih praktis, murah, dan cepat," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement