Jumat 16 Dec 2022 16:35 WIB

Kepala BKKBN: Kasih Anak Telur dan Ikan, Jangan Mie Instan

BKKBN mengajak orang tua lakukan pencegahan stunting dengan revolusi makanan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.
Foto: istimewa
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengajak para orang tua melakukan pencegahan stunting pada anak, melalui revolusi pola makan. Revolusi pola makan ini termasuk dari lima pilar Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN-PASTI) yakni ketahanan pangan dan gizi

Hasto meminta agar para orang tua memberi anaknya makanan bergizi dan tinggi protein. "Kalau menimang-nimang anaknya akan jadi yang hebat, bisa melebihi orang tua, tapi kalau anaknya dikasih mie, tidak dikasih protein, kurang protein hewani, ngapain beli mie kenapa nggak beli telur saja, kenapa nggak beli ikan saja," ujar Hasto dalam acara Refleksi 1 Tahun Upaya Percepatan Penurunan Stunting yang digelar daring, Jumat (16/12).

Baca Juga

Hasto menyebut, memberi makan makanan bergizi dan tinggi protein juga tidak harus mahal. Karena banyak makanan yang kaya kandungan gizi harganya terjangkau.

Dia mencontohkan ikan dan telur yang mempunyai kandungan Omega 3 tinggi dibandingkan daging sapi. "Jadi jangan pinjem pinjem uang untuk beli daging ya, ya kenapa nggak diganti lele aja, lele mengandung omega 3, telur lebih murah daripada daging sapi," ujar Hasto.

Hasto juga mengatakan banyak varian yang bisa menjadi pengganti mie seperti nasi, jagung, singkong maupun karbohidrat lainnya. "Ayo kita revolusi pola makan lah jangan terlalu banyak makan impor gandum yakni terigu yang diimpor mahal, kenapa kita tidak ayo kita lihat telur lihat ikan kalau harga daging mahal," ujar Hasto.

Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan waktu target penurunan stunting hingga 14 persen pada 2024 kurang dari dua tahun. Saat ini, angka prevalensi stunting di Indonesia masih 24,4 persen, sehingga masih 10,4 persen tersisa angka penurunan stunting.

Ma'ruf berharap tren penurunan prevalensi stunting juga akan berlanjut pada tahun ini. "Forum Nasional Stunting Tahun 2022 ini menjadi momen penting untuk melakukan evaluasi, introspeksi, dan refleksi. Waktu menuju target 14 persen hanya tersisa kurang dari dua tahun," kata Ma'ruf di acara Forum Nasional Stunting Tahun 2022 di Shang-rila Hotel, Jakarta, Selasa (6/12).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement