Kamis 15 Dec 2022 21:41 WIB

Polisi Periksa 11 Saksi Ledakan Tambang Sawahlunto, Belum Ada Tersangka

Belum ada tersangka ledakan Tambang Sawahlunto yang terjadi di Jumat (9/12/2022) lalu

Rep: Febrian Fachri / Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah warga mengamati bekas ledakan pada lokasi tambang batu bara di Kecamatan Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat, Jumat (9/12/2022). Basarnas Padang menyebutkan ledakan tambang batu bara yang dipicu oleh gas metana mengakibatkan 10 pekerja meninggal dunia dan empat pekerja mengalami luka bakar serius.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi
Sejumlah warga mengamati bekas ledakan pada lokasi tambang batu bara di Kecamatan Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat, Jumat (9/12/2022). Basarnas Padang menyebutkan ledakan tambang batu bara yang dipicu oleh gas metana mengakibatkan 10 pekerja meninggal dunia dan empat pekerja mengalami luka bakar serius.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG— Kepolisian telah memeriksa 11 orang saksi kejadian ledakan tambang di Sawahlunto akhir pekan lalu. 

Menurut Kabid Humas Polda Sumatra Barat, Kombes Pol Dwi Sulistyawan, polisi akan segera melakukan olah TKP. Olah TKP ini kata dia akan dilakukan bersama inspektur tambang Kementerian ESDM. 

Baca Juga

"Kondisi lubang belum bisa masuk. Karena pertama, dimungkinkan masih banyak gas. Kedua lubang yang akan dilalui runtuh, sekarang sedang tahap perbaikan," kata Dwi, Kamis (15/12/2022). 

Dwi menyebut proses perbaikan lobang yang dikelola PT Nusa Alam Lestari (NAL) itu baru sepanjang 160 meter. Sementara lokasi TKP ledakan berada di kedalaman 200-300 meter bawah tanah. 

"Kami masih menunggu waktu, setelah selesai diperbaiki, akan cek kandungan gas di dalam ini, ketika masih berbahaya perlu diatasi, baru nanti dilakukan olah TKP," ujar Dwi. 

Dia menjelaskan sebanyak 11 saksi yang sudah diperiksa polisi berasal dari internal perusahaan PT NAL. Termasuk, pemeriksaan terhadap Kepala Teknik Tambang (KTT) perusahaan tersebut. 

Dwi menyebut dari 11 saksi itu menerangkan sebatas kemungkinan terjadinya letupan karena adanya gas metan bertemu percikan api. 

Insiden ledakan tambang ini terjadi pada Jumat (9/12/2022) sekitar pukul 08.30 WIB. Ledakan terjadi di lobang SD C2 (Lori 2) milik PT NAL. 

Terdapat 14 pekerja masuk dalam lobang saat kejadian, 10 di antaranya dinyatakan meninggal dunia mengalami luka bakar. Sedangkan empat orang selamat. 1 orang korban saat ini masih menjalani perawatan di RSUD Sawahlunto karena mengalami luka bakar.

Kepala Teknik Tambang PT. NAL, Dian Firdaus, mengatakan perusahaannya telah melaksanakan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebelum terjadinya ledakan tambang di lubang SD C2 atau lori 2 yang berada di Kecamatan Talawi pada Jumat (9/12/2022) lalu. 

Dian mengatakan, selain melakukan pengecekan gas, pihaknya juga telah melakukan pengecekan sistem penyangga kayu, sistem transportasi dan ventilasi. 

"Kita agak bingung terkait insiden adanya ledakan tambang. Sebelumnya kita telah lakukan monitoring gas oleh kepala lubang pada pagi hari. Hasil pengecekan gas di dalam lubang, oksigen normal sebanyak 20,7 persen, karbon dioksida nol, H2S nol dan CH4 juga nol," kata Dian, Selasa (13/12/2022) di Padang. 

Dian menyebut setelah pengecekan sesuai SOP dilakukan, barulah 14 pekerja tambang masuk ke lobang untuk bekerja. Selang sepuluh menit kemudian, terjadi ledakan. 

Begitu mengetahui ada ledakan, pihak PT NAL lanjut Dian melakukan evakuasi mandiri. Karena di dalam terdapat banyak korban, mereka meminta bantuan ke perusahaan lain yang operasinya tak jauh dari lobang tambang milik PT NAL. 

Kemudian mereka juga meminta bantuan Basarnas, BPBD, TNI dan Polri untuk evakuasi semua korban. 

Semua korban menurut Dian berhasil dievakuasi hari itu juga. Total ada 14 korban. 10 korban meninggal dunia, dan empat lainnya luka-luka. 

"Seluruh pekerja di sini sudah kita daftarkan ke BPJS Tenaga Kerja. Jadi apabila terjadi insiden seperti ini, sudah santunan yang akan didapatkan oleh ahli waris," ucap Dian.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement