Selasa 13 Dec 2022 00:35 WIB

Kemenparekraf Berencana Gelar Festival Dangdut Internasional

Pemerintah memiliki gagasan untuk menyelenggarakan festival dangdut internasional.

Grup musik dangdut New Pallapa tampil pada hari pertama Synchronize Fest 2022 di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, Jumat (7/10/2022). Ajang festival musik Synchronize Fest 2022 berlangsung pada tanggal 7-9 Oktober di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta yang menghadirkan 126 musisi tanah air dari berbagai genre dan generasi dengan mengusung tema Lokal Lebih Vokal.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Grup musik dangdut New Pallapa tampil pada hari pertama Synchronize Fest 2022 di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, Jumat (7/10/2022). Ajang festival musik Synchronize Fest 2022 berlangsung pada tanggal 7-9 Oktober di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta yang menghadirkan 126 musisi tanah air dari berbagai genre dan generasi dengan mengusung tema Lokal Lebih Vokal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Industri kreatif, musik, film dan animasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf) Amin Abdullah mengatakan pemerintah memiliki gagasan untuk menyelenggarakan festival dangdut internasional.

"Kita mencoba menggagas ini, internasional dangdut festival karena ternyata dangdut bukan cuma berkembang di Indonesia," ujar Amin, Senin (12/12/2022)

Amin mengatakan bahwa ide untuk membuat festival dangdut berskala internasional dicetuskan oleh menteri parekraf Sandiaga Salahuddin Uno sebagai bagian dari rencana membawa dangdut menjadi warisan budaya ke Unesco.

Lebih lanjut Amin mengatakan, genre musik dangdut memiliki banyak penggemar di Indonesia dan sudah menjadi musik keseharian dari para warganya.

Genre ini juga sudah mulai masuk ke berbagai festival musik non-dangdut seperti Pesta Pora dan Synchronize yang berlangsung tahun ini. Nama-nama pedangdut seperti Rhoma Irama, Inul Daratista, Alam Mbah Dukun hingga Nassar pernah tampil dalam acara tersebut dan mendapat antusias yang cukup besar dari penonton.

"Siapa yang mau membantah kalau ini punya banyak penggemar di Indonesia dan kalau bahasa budayanya, ini adalah sebuah musik yang dikonstruksi, yang dibentuk di Indonesia walaupun adonannya itu bersumber dari beberapa budaya dan genre," kata Amin.

Menurut Amin, dangdut tidak hanya berkembang di wilayah Indonesia saja. Beberapa rumpun Melayu seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina bagian selatan dan Thailand bagian selatan juga memiliki musik dangdut walau dengan warna yang berbeda. Selain itu, dangdut juga cukup berkembang di wilayah Jepang dan Amerika

Dangdut sendiri memiliki jenis yang berbeda-beda, seperti koplo, dangdut tradisional, rock dangdut, reggae dangdut, tarling, melayu dangdut hingga house dangdut. Keberagaman inilah yang akan membuat festival dangdut menjadi membuat sesuatu yang unik.

"Jadi negara-negara itu kita harapkan bisa berkontribusi, dangdut di sana warnanya seperti apa, kalau itu jadi akan jadi sebuah festival yang unik. Jadi world music-nya dapat, kemudian industrinya juga dapat. Itu rencananya kalau usulan disetujui, akan dilaksanakan di Mandalika, di mana jadi tempat destinasi superprioritas,? ujar Amin.

Festival dangdut internasional ini diharapkan bisa terselenggara pada tahun 2023.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement