Ahad 11 Dec 2022 15:20 WIB

Hadapi Lonjakan Kasus Covid, China Perbanyak Fasilitas ICU

China mencatat lonjakan kasus Covid-19 di beberapa kota, termasuk Beijing.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Seorang wanita lanjut usia dengan tandu didorong ke klinik demam di sebuah rumah sakit di Beijing, Minggu, 11 Desember 2022. Menghadapi lonjakan kasus COVID-19, China menyiapkan fasilitas perawatan intensif dan berusaha memperkuat rumah sakit seperti Beijing memutar kembali kontrol anti-virus yang mengurung jutaan orang di rumah mereka, menghancurkan pertumbuhan ekonomi dan memicu protes.
Foto: AP Photo/Andy Wong
Seorang wanita lanjut usia dengan tandu didorong ke klinik demam di sebuah rumah sakit di Beijing, Minggu, 11 Desember 2022. Menghadapi lonjakan kasus COVID-19, China menyiapkan fasilitas perawatan intensif dan berusaha memperkuat rumah sakit seperti Beijing memutar kembali kontrol anti-virus yang mengurung jutaan orang di rumah mereka, menghancurkan pertumbuhan ekonomi dan memicu protes.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - China mengerahkan lebih banyak fasilitas perawatan intensif dan memperkuat layanan rumah sakitnya ketika menghadapi lonjakan kasus Covid-19. Sejumlah kota besar mulai membatalkan kendali antivirus dari kebijakan nol-Covid negara tersebut sejak pekan lalu karena protes massa.

Kendati demikian, lonjakan kasus Covid tercatat di beberapa kota besar termasuk Beijing. Rapat Kabinet pada Kamis (8/12/2022) lalu menyerukan mobilisasi penuh rumah sakit termasuk menambah staf.

Baca Juga

Hal ini, kata pemerintah Partai Komunis China, untuk memastikan efektivitas tempur. Rumah sakit juga dipasok obat yang mencukupi untuk orang-orang yang terpapar. Pejabat diminta untuk melacak kesehatan semua orang di daerah mereka yang berusia 65 tahun ke atas.

Namun tidak jelas berapa banyak jumlah infeksi yang meningkat sejak Beijing pekan lalu mengakhiri pengujian wajib sesering sekali sehari di banyak daerah. Sebuah wawancara dan akun media sosial mengatakan ada wabah di banyak pusat bisnis dan sekolah di seluruh negeri. Beberapa restoran dan bisnis lain tutup karena terlalu banyak karyawan yang sakit.

Pusat pengujian virus di lingkungan Runfeng Shuishang Beijing ditutup karena semua karyawannya terinfeksi. "Harap bersabar," katanya pemerintah daerah tersebut di akun media sosialnya.

Pejabat kesehatan di Provinsi Shaanxi di barat China, Yun Chunfu mengatakan, telah menyisihkan 22 ribu tempat tidur rumah sakit untuk Covid-19 dan siap meningkatkan kapasitas perawatan intensifnya 20 persen dengan mengubah tempat tidur lain. Yun mengatakan kota-kota mempercepat peningkatan kapasitas rumah sakit untuk pasien yang sakit kritis.

"Setiap kota diharuskan menunjuk rumah sakit dengan kekuatan komprehensif yang kuat dan tingkat perawatan yang tinggi” untuk kasus Covid-19," kata Yu seperti dikutip pada konferensi pers.

Direktur Umum Biro Administrasi Medis Komisi Nasional Kesehatan China Jiao Yahui mengatakan, China memiliki 138 ribu tempat tidur perawatan intensif. Sumber daya kesehatan didistribusikan secara tidak merata.

Tempat tidur rumah sakit terkonsentrasi di Beijing, Shanghai, dan kota-kota lain di pantai timur yang makmur. Pernyataan Kabinet Kamis mengatakan kepada para pejabat untuk memastikan daerah pedesaan memiliki akses yang adil untuk perawatan dan obat-obatan.

Kontrol China menjaga tingkat infeksi tetap rendah tetapi menghancurkan pertumbuhan ekonomi yang sudah lemah dan memicu keluhan tentang meningkatnya biaya harian warga. Jumlah kematian resmi adalah 5.235, dibandingkan dengan 1,1 juta di Amerika Serikat (AS).

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement