REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat memantau harga cabai merah keriting dan cabai rawit hijau rata-rata mengalami kenaikan Rp5 ribu per Kg, menjelang Perayaan Natal dan Tahun Baru 2023. Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Diskop UKMdagin Kota Bogor Mohamad Soleh kepada, di Kota Bogor, Jumat (9/12/2022) malam, mengkonfirmasi bahwa pantauan harga tersebut dilakukan rutin setiap hari di dua pasar tradisional acuan Pemkot Bogor yakni Pasar Bogor dan Pasar Anyar.
"Pantauan harga tiga hari terakhir ada kenaikan untuk cabai. Tetapi kenaikannya sepertinya masih terjangkau," kata Soleh.
Menurut dia, naiknya harga sayur-manyur memang biasa terjadi meskipun bukan mendekati hari-hari perayaan. Namun, pemantauan tetap dilakukan untuk mencegah kenaikan harga-harga secara umum (inflasi) yang tinggi menjelang akhir tahun.
Soleh menjabarkan bahwa kenaikan di Pasar Bogor dan Pasar Anyar juga berbeda-beda. Di Pasar Bogor, harga cabai rawit hijau dan cabai merah keriting naik 13-17 persen dari harga Rp40 ribu menjadi Rp45 ribu serta Rp30 ribu menjadi Rp35 ribu. Harga tersebut relatif lebih mahal dibandingkan dengan harga cabai di Pasar Anyar yaitu harga cabai rawit hijau naik 11 persen dari Rp40 ribu menjadi Rp45 ribu per Kg dan cabai merah keriting Rp35 ribu naik 14 persen menjadi Rp40 ribu per Kg.
"Kenaikan tersebut akan kami pantau terus hingga kembali turun," katanya.
Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat sedikitnya mempunyai empat kegiatan yang bertujuan membantu stabilitas ekonomi masyarakat dalam mengantisipasi kenaikan harga-harga secara umum atau inflasi, khususnya bahan pangan jelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2023. Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan rapat koordinasi pengendalian inflasi jelang Natal telah dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Bogor di Paseban Surawisesa, Balai Kota Bogor, Rabu (7/12/2022).
Dalam rangka pengendalian inflasi Kota Bogor yang turun dari 5,94 persen di Bulan Oktober menjadi 5,89 persen pada Bulan November pemerintah kota telah menjalankan empat kegiatan, di antaranya operasi pasar murah (OPM). Operasi Pasar Murah (OPM) langsung dilakukan di pasar. Selama ini operasi pasar murah digelar di enam kecamatan bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Diskop UMKM dagin dan distributor yang menyediakan barang-barang komoditas pangan dengan harga lebih murah.