Rabu 07 Dec 2022 17:23 WIB

Suplai Magma dan Anomali Panas Jelang Erupsi Merapi

Suplai magma Gunung Semeru, berdasarkan data PVMBG telah terjadi sejak Oktober.

Warga melihat Gunung Semeru yang mengeluarkan material vulkanis dari Desa Sumberwuluh,Lumajang, Jawa Timur, Senin (5/12/2022). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di radius 15 Km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu.
Foto:

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang hingga hari ini terus mendata jumlah pengungsi akibat erupsi awan panas guguran Gunung Semeru. Hingga Selasa (6/12/2022) pukul 18.00 WIB, sebanyak 781 jiwa mengungsi tersebar di 21 titik lokasi.

Petugas BPBD Kabupaten Lumajang Kustari mengatakan, banyak pengungsi yang masih bolak-balik antara rumah dan titik pengungsian.

"Setiap harinya kami data ulang. Kebanyakan para warga pulang ke rumah masing-masing pada pagi hingga siang hari, sebelum akhirnya kembali lagi ke pengungsian di sore hari," kata Kustari dikutip dari siaran pers BNPB, Rabu (7/12/2022).

Dia menjelaskan, kebanyakan pengungsi masih harus bolak-balik karena ada beberapa pekerjaan yang harus mereka lakukan pada pagi hingga siang hari di sekitar rumah mereka.

"Ada yang harus memberikan pakan ternak, berkebun, hingga bertani. Jadi sore hari baru ramai lagi di sini (pengungsian)," jelas Kasturi.

Sedangkan cuaca di sekitaran Gunung Semeru dan Kabupaten Lumajang juga terus diguyur hujan sedang hingga deras. Ini menyebabkan banjir lahar dingin yang membawa material sisa erupsi. Kasturi meminta masyarakat yang berada di daerah aliran sungai diminta untuk mewaspadai hal tersebut.

Saat ini tingkat akivitas Gunung Api Semeru masih pada level IV atau awas. Karena itu, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 19 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi).

"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak," katanya.

Selain itu, masyarakat juga diminta agar mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement