REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG -– Beberapa kabupaten/kota di Provinsi Lampung, menurut Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) tahun 2021, masuk risiko bencana tinggi, seperti dalam tahun ini, beberapa kabupaten mengalami bencana banjir. Masyarakat perlu mendapatkan sosialisasi dan edukasi terkait menghadapi bencana.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan Kerja Sama dan Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Lampung Prof Suharso mengatakan, Lampung masuk salah satu Provinsi di Indonesia dengan tingkat risiko tertinggi bencana.
“Berdasarkan buku IRBI tahun 2021, beberapa kabupaten/kota di Provinsi Lampung masuk dalam kategori indeks risiko bencana yang cukup tinggi,” kata Suharso di Bandar Lampung, Kamis (1/12) lalu.
Menurut dia, dalam tahun ini sudah terjadi beberapa kali bencana banjir, seperti di Kabupaten Tanggamus dan Lampung Selatan. Dari peristiwa bencana tersebut, ia merekomendasikan agar di dalam pelaksanaannya seminar kebencanaan dapat mendiskusikan berbagai hal terkait deteksi dini sebelum bencana terjadi.
Menurut dia, Kemendikbudristek kepemimpinan Menteri Nadiem Makarim sangat mendorong upaya kolaborasi antara perguruan tinggi dan berbagai stake holder yang dinamai dengan kolaborasi pentahelix.
Kolaborasi penanganan bencana, dalam hal ini Suharso mengatakan hal tersebut sangat erat kaitannya antara kolaborasi perguruan tinggi dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). BNPB sangat membutuhkan peran perguruan tinggi sebagai pemilik sumber daya hasil riset yang kelak dapat diharapkan memberi dampak luas bagi kehidupan masyarakat, terutama dalam mengimplementasikan hasil riset mitigasi bencana.
“Sebagai salah satu bagian dari pentahelix, Universitas Lampung siap melakukan kolaborasi dengan beberapa pihak terkait, khususnya kegiatan di bidang kebencanaan,” kata Suharso.
BNPB yang telah mempercayai Unila dalam melaksanakan kegiatan pemulihan pascatsunami di Selat Sunda yang berdampak di tiga kabupaten di Lampung pada akhir tahun 2018. Pemulihan dampak bencana tsunami Selat Sunda tersebut dimulai sejak tahun 2020 dan juga peningkatan produktivitas di bidang ekonomi, sosial, sumber daya alam, dan lingkungan.
Pada diskusi mitigasi bencana di Kantor Bappeda Provinsi Lampung, belum lama ini, menyebutkan Provinsi Lampung daerah berpotensi bencana sangat besar. Potensi bencana ini disebabkan bencana alam dan nonalam serta bencana sosial akibat ulah manusia.
Kawasan rawan bencana alam geologi tersebar di seluruh wilayah Provinsi Lampung, yang terjadi akibat aktivitas tektonik, pengaruh sesar Mayorya itu sesar Semangko dan sesar Mentawai, serta sesar Minor, dan aktivitas vulkanik.
Kondisi geografis Lampung, potensi bencana sangat besar sekali, tidak hanya tsunami dan gempa. Tetapi juga puting beliung, banjir, kekeringan, longsor, dan kebakaran hutan. Antisipasi masyarakat terkait pengetahuan mengenai bencana harus disiapkan.
Kabid Perencanaan dan Pelaporan Dinas PUPR Lampung M Taufiqullah mengatakan, ke depan Provinsi Lampung harus membuat jalur-jalur evakuasi bencana dan melakukan simulasinya, serta menyusun formula unit reaksi cepat.