REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia(PGRI) Kota Jayapura, Robert J Betaubun mengatakan, jumlah guru di wilayah itu sekitar 2.000 orang. Namun, sekitar 30 persen hingga 40 persen guru merupakan honorer.
"Bahkan ada beberapa sekolah yang jumlah guru honorernya lebih banyak daripada guru yang sudah diangkat atau ASN," kata Betaubun di Jayapura, Papua, Sabtu (3/12/2022).
Diakui, banyaknya guru honorer disebabkan sekolah tersebut memiliki ruang belajar dan sekolah makin banyak sehingga harus menerima guru honorer. Adapun upah untuk tenaga honorer bervariasi sekitar Rp 1 juta per bulan.
Karena itu, PGRI se-Indonesia telah mengusulkan agar guru honorer diangkat sehingga kesejahteraan mereka meningkat. "Kami pengurus PGRI se-Indonesia sudah meminta dan mengusulkan ke pemerintah agar ada penerimaan serta pengangkatan guru menjadi ASN sehingga terjadi peningkatan mutu di pendidikan," kata Betaubun.
Diakui, peran guru saat ini makin penting karena kelulusan pelajar tidak lagi ditentukan dengan ujian nasional melainkan ujian sekolah. Bila gurunya tidak berkualitas, maka sudah sewajarnya pemerintah memperhatikan kesejahteraan guru.
Apalagi para guru juga dipacu untuk meningkatkan ketrampilan dan kompetensi masing-masing sehingga nantinya berdampak ke anak didik. "PGRI Kota Jayapura berupaya memberikan ruang kepada para guru untuk meningkatkan kompetensi dengan melakukan pelatihan per mata pelajaran," kata Betaubun.