Kamis 01 Dec 2022 13:50 WIB

BMKG: Potensi Hujan Berkurang di NTB

Potensi hujan berkurang tapi warga tetap waspada pada bencana hidrometeorologi

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Awan mendung menyelimuti langit di Kota Mataram, NTB. BMKG menyatakan potensi hujan di Nusa Tenggara Barat mulai berkurang. Ilustrasi.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Awan mendung menyelimuti langit di Kota Mataram, NTB. BMKG menyatakan potensi hujan di Nusa Tenggara Barat mulai berkurang. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PRAYA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan potensi hujan di Nusa Tenggara Barat mulai berkurang. Namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadi bencana hidrometeorologi guna meminimalkan jatuhnya korban.

"Menghilangnya potensi curah hujan pada awal bulan Desember 2022, khususnya di wilayah NTB jangan menjadikan lemahnya kewaspadaan masyarakat terhadap bencana hidrometeorologi," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat Ni Made Adi Purwaningsih dalam keterangan tertulisnya di Praya, Kamis (1/12/2022).

Baca Juga

BMKG juga menyatakan potensi bencana hidrometeorologi tetap dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal, seperti hujan lebat, angin kencang, tanah longsor, dan banjir. Masyarakat juga dapat memanfaatkan kondisi ini untuk membersihkan saluran air ataupun menebang ranting pohon untuk mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi.

"Masyarakat juga dihimbau untuk perlu mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari," katanya.

BMKG juga menyatakan informasi terkini koneksi dinamika atmosfer terakhir menunjukkan Indeks ENSO berada pada kondisi La Nina Moderat (indeks ENSO: -1.07). BMKG memprakirakan La Nina masih akan berlangsung hingga Maret 2023. "Kemudian berangsur menuju kondisi netral," katanya.

Indeks IOD pada dasarian terakhir menunjukkan kondisi IOD Negatif (-0.4), diprakirakan kondisi IOD akan netral pada akhir 2022 hingga Mei 2023. Aliran massa udara umumnya di wilayah Indonesia bagian utara, didominasi oleh angin baratan tetapi wilayah Indonesia bagian selatan terdapat intervensi angin timuran yang mengandung sedikit uap air.

"Kondisi ini diprediksi akan bertahan hingga awal bulan Desember," katanya.

Ni Made mengatakan kondisi tersebut mendukung pembentukan awan di wilayah utara Indonesia dan mengurangi pertumbuhan awan di wilayah Indonesia bagian selatan. Rata-rata anomali suhu muka laut (SST) sekitar wilayah NTB saat ini berada pada kategori netral dan diprakirakan pada Desember 2022 hingga Mei 2023 secara umum didominasi oleh kondisi netral, yaitu berkisar -0,5 hingga 0,5 derajat Celsius.

Peluang curah hujan pada dasarian I Desember 2022 di NTB berpeluang tinggi terjadi dengan intensitas di atas 20 mm/dasarian terjadi di seluruh wilayah NTB dengan probabilitas di atas 80 persen. "Curah hujan dengan intensitas di atas 50 mm/dasarian juga diprakirakan terjadi di seluruh wilayah NTB dengan probabilitas di bawah 20 persen. Tidak ada peluang curah hujan di atas 100mm/dasarian," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement