REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gunung Semeru mengalami 19 kali erupsi pada Jumat (25/11/2022) pukul 06.00 sampai 12.00 WIB. Hal itu berdasarkan laporan tertulis dari petugas Pemantauan Gunung Api (PGA) Semeru, Liswanto.
Menurut Liswanto, erupsi pada kali ini memiliki amplitudo sekitar 11 sampai 22 milimeter (mm). Sementara itu, lama gempa tersebut tercatat berlangsung 65 sampai 105 detik. Tidak hanya erupsi, gunung berketinggian 3.676 mdpl ini mengalami tiga kali gempa vulkanik dalam. Amplitudonya sekitar 12 hingga 24 mm, S-P 0.76 sampai 2.88 detik. "Dan lama gempa 12.69 hingga 18.36 detik," katanya.
Ada pun mengenai laporan pengamatan visual, Liswanto mengungkapkan, gunung api tertutup kabut. Sementara itu, asap kawah gunung tidak teramati.
Tingkat aktivitas Gunung Semeru saat ini berada pada level III atau siaga. Sebab itu, masyarakat direkomendasikan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Hal itu karena area tersebut berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Selanjutnya, masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru. Hal itu dilakukan karena area tersebut rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Liswanto juga mendorong masyarakat mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Hal itu terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. "Lalu mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," kata dia menambahkan.