Rabu 23 Nov 2022 13:53 WIB

Piala Dunia 2022: Kala Jurnalis Media Israel tak Disambut Hangat di Qatar

Fans mengibarkan bendera Palestina di belakang wartawan Israel sebagai gestur boikot.

 Para seniman tampil sebelum dimulainya pertandingan sepak bola grup B Piala Dunia antara Inggris dan Iran di Khalifa International Stadium di Doha, Qatar, Senin, 21 November 2022. Jurnalis dari media Israel dilaporkan mendapatkan sambutan yang tak hangat di Qatar. (ilustrasi)
Foto:

Kekerasan Israel terhadap warga Palestina pun seperti tiada hentinya hingga kini. Terakhir, pada Selasa (22/11/2022), seperti dilaporkan Reuters, seorang remaja Palestina berusia 16 tahun ditembak hingga tewas oleh tentara Israel.

Pembunuhan itu terjadi dalam bentrokan di Kota Nablus, pendudukan Israel di Tepi Barat. Militer Israel mengatakan mereka sedang beroperasi di Kota Nablus. Kemudian ditembaki dan membalasnya dengan peluru tajam. Tetapi militer tidak mengkonfirmasi adanya korban tewas.

Sejumlah warga Palestina termasuk pelaku penyerangan dan warga sipil tewas dalam lonjakan kekerasan mematikan beberapa waktu terakhir. Pada 10 November lalu Pemerintah Palestina mengatakan seorang remaja Palestina berusia 15 tahun tewas dalam sebuah baku tembak dengan pasukan Israel di daerah pendudukan Tepi Barat.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan remaja itu tewas akibat luka yang disebabkan pecahan peluru dalam bentrokan dengan militer Israel. Gerakan Fatah mengatakan remaja itu tewas ditembak pasukan Israel.

Pemerintah Palestina mengidentifikasi remaja itu sebagai Mahdi Hashash. Brigade al-Aqsa, organisasi sayap gerakan Fatah mengklaim remaja itu adalah anggota mereka.

Militer Israel juga tidak mengkonfirmasi kematiannya tapi mengatakan mereka telah mengamankan pintu masuk Makam Yusuf di Kota Nablus, Tepi Barat. Pasukan Israel melepaskan tembakan dan meledakkan bahan peledak di lokasi tersebut.

Media setempat melaporkan tentara di sana untuk mengawal kelompok pengunjung yang merupakan anggota parlemen Israel yang baru terpilih. Mereka blok ekstrem kanan yang memenangkan pemilihan Israel pekan lalu.

Makam Yusuf sudah lama menjadi lokasi bentrokan antara warga Palestina dan orang-orang Yahudi yang yakin situs itu merupakan makam patriarki Yahudi. Palestina mengatakan situs itu makam seorang sheikh.

Otoritas Palestina (PA) pekan ini mengeluarkan pernyataan keterkejutan mereka, bahwa tidak ada tanggapan internasional terhadap 'teror dan pelanggaran biadab' yang dilakukan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina. Mereka menekankan bahwa ini mencerminkan standar ganda.

"Serangan Israel yang terus menerus terhadap warga Palestina juga mencerminkan sikap palsu dari negara-negara yang mengklaim bahwa mereka adalah pembela hak asasi manusia dan mengklaim mendukung solusi dua negara,"kata Kementerian Luar Negeri Palestina dilansir dari Middle East Monitor, Senin (21/11/2022).

Negara-negara yang diam ini dikatkaan takut mengkritik negara pendudukan Israel atau menyalahkannya atas agresi pemukim dan rasisme kolonial pemukim Yahudi Israel. Pernyataan itu mengutip serangan kekerasan yang dilakukan oleh ekstremis Israel terhadap penduduk asli Palestina di Kota Tua Hebron. Namun lembaga itu menyebut bahwa para pemukim justru dilindungi oleh pasukan pendudukan Israel.

Baru-baru ini, Perhimpunan Tahanan Palestina (PPS) menyampaikan, bahwa Israel telah menahan lebih dari 750 anak-anak Palestina sejak awal tahun ini. Pengumuman ini disampaikannya dalam rangka menandai Hari Anak Sedunia yang jatuh pada Minggu 20 November besok.

Sebanyak 160 anak di bawah usia 18 tahun menjalani hukuman di penjara Israel, termasuk tiga anak perempuan, dua di antaranya berusia 16 tahun dan yang ketiga 17 tahun, dan lima ditahan dalam penahanan administratif tanpa dakwaan atau persidangan dan hanya berdasarkan bukti rahasia. 

 

photo
Israel tutup organisasi HAM Palestina - (Tim infografis Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement