Rabu 23 Nov 2022 00:29 WIB

Pakar Usul Kegiatan tak Dibatasi Asal Vaksin Ditingkatkan

Peningkatan vaksinasi terutama bagi kelompok rentan.

Warga beraktivitas saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (13/11/2022). Pemerintah kembali memperpanjang masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1 Jawa-Bali selama 2 pekan, mulai 8 November hingga 21 November seiring dengan jumlah lonjakan kasus harian Covid-19 yang mengalami peningkatan selama sepekan terakhir hingga 5000 kasus aktif, serta mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga beraktivitas saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (13/11/2022). Pemerintah kembali memperpanjang masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1 Jawa-Bali selama 2 pekan, mulai 8 November hingga 21 November seiring dengan jumlah lonjakan kasus harian Covid-19 yang mengalami peningkatan selama sepekan terakhir hingga 5000 kasus aktif, serta mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Indonesia Dr Pandu Riono, MPH, PhD mengusulkan tak ada pembatasan kegiatan masyarakat. Syaratnya cakupan vaksinasi termasuk dosis ketiga atau booster ditingkatkan.

"Kegiatan masyarakat tidak usah dibatasi, silahkan beraktivitas. Masyarakat harus kembali bergerak, memulihkan ekonomi. Tapi, kita harus meningkatkan vaksinasi dan protokol kesehatan," ujar dia dalam sebuah acara kesehatan, Selasa (22/11/2022).

Baca Juga

Menurut Pandu, tak perlu semua orang, tetapi paling tidak kelompok masyarakat rentan. Seperti para lansia perlu mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.

Dia pun mendukung kebijakan Pemerintah terkait pemberian dosis ketiga pada masyarakat, karena efeknya bagus untuk daya tahan tubuh seseorang dalam melawan Covid-19.

"Kebijakan booster harus didorong. Ternyata memberikan efek yang bagus sekali. Kenapa perlu booster? Supaya pertahanan tubuh kita bisa diandalkan," kata dia.

Data menunjukkan, pasien Covid-19 yang meninggal dunia sebanyak 50 persennya belum divaksinasi, lansia dan pasien dengan komorbid atau penyakit penyerta seperti diabetes.

Dalam kesempatan itu, Koordinator Riset Inovasi Agro, Farmasi dan Pariwisata Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mewakili Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Leni Rosylin mencatat capaian vaksinasi harian saat ini menurun sejak 2021, yakni 51.000 per hari. Sementara itu, untuk capaian vaksinasi per provinsi, terdapat tiga provinsi dengan jumlah penerima dosis pertama di bawah 70 persen, 19 provinsi dengan dosis dua di bawah 70 persen dan 15 provinsi dengan capaian di bawah 30 persen untuk dosis ketiga.

"Untuk lansia, dosis satu ada tujuh provinsi di luar Jawa dan Bali di bawah 70 persen, sembilan provinsi di luar Jawa dan Bali di bawah 50 persen dan 10 provinsi di atas 30 persen," tutur Leni.

Dia mengatakan, untuk mencapai target 70 persen populasi, maka pemberian dosis primer harus diberikan pada sekitar 17,5 juta sasaran lagi. Data tiga pekan terakhir menunjukkan, sekitar 50 ribu-60 ribu suntikan vaksin diberikan per hari.

"Dengan laju sekarang kita butuh waktu sekitar satu tahun (untuk mencapai target 70 persen). Di sini kita perlu memperhatikan ketersediaan vaksin, SDM kesehatan serta orang yang divaksinasi," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement