REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani menegaskan bahwa partainya akan mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres). Itu sudah menjadi keputusan rapat pimpinan nasional (Rapimnas) yang harus diikuti oleh seluruh kader, termasuk Sandiaga Salahuddin Uno.
"Kan Pak Sandi selalu mengatakan bahwa dia ikut keputusan Pak Prabowo, ya lah ikutlah, begitu aja. Ya katanya mau taat kepada Pak Prabowo, jadi saya ikut dan percaya apa yang diomongkan saja," ujar Muzani di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (21/11).
Hingga saat ini Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya disebutnya belum menetapkan pasangan capres dan calon wakil presiden (cawapres). Keduanya masih mengacu hasil forum di masing-masing partai untuk mengusung ketua umumnya, yakni Prabowo Subianto dan Abdul Muhaimin Iskandar sebagai capres.
"Pak Prabowo adalah calon presiden dari Partai Gerindra dan Pak Muhaimin Iskandar adalah calon presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa," ujar Muzani.
Namun, Partai Gerindra dan PKB telah mengikrarkan diri untuk berkoalisi menghadapi pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Prabowo dan Muhaimin juga sudah ditugaskan untuk merumuskan pasangan capres-cawapres yang akan diusung.
"Pasangan calon presiden dari gabungan Partai Gerindra dan PKB sampai sekarang belum ditetapkan, apalagi pasangan calon wakil presiden. Karena pasangan calon presiden dan wakil presiden akan ditentukan oeh kedua ketua umum," ujar Muzani.
Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan bahwa bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) 2024-2029 hadir di Musyawarah Nasional (Munas) HIPMI ke 17 di Kota Solo, Senin (21/11/2022). Namun, Jokowi tidak menyebutkan siapa mereka-mereka yang hadir itu.
"Kedua yang berkaitan dengan politik, yang berkaitan dengan politik saya hanya titip pada calon-calon presiden calon-calon wakil presiden yang hadir di sini. Saya tidak mau sebut siapa tadi secara blak-blakan menteri investasi sudah sampaikan," kata Jokowi dalam sambutannya, Senin (21/11/2022).
Jokowi menyampaikan bahwa pihaknya hanya ingin menitipkan di mana kondisi dunia yang sangat rentan. Semuanya harus menjaga kondusifitas situasi politik itu dingin. "Saya titip dalam kondisi yang rentan semua menjaga agar kondusifitas politik itu tetap adem kalau bisa, kalau tidak bisa paling banter ya anget tapi jangan panas," kata Jokowi.