Jumat 18 Nov 2022 14:44 WIB

Bela Iriana, Erick: Kamu Enggak Bakal Jadi Keren dengan Menghina Orang

Menteri BUMN Erick Thohir begitu geram dengan akun yang menghina ibu negara Iriana

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Christiyaningsih
Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Dok. Humas Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir begitu geram dengan akun Twitter @KoprofilJati yang merendahkan istri Presiden Joko Widodo, Iriana. Hal ini disampaikan Erick melalui unggahan video di akun Instagram @erickthohir pada Jumat (18/11/2022).

Dalam video tersebut juga menampilkan tangkapan layar dari akun Twitter Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep, serta pernyataan dari eks kader PSI, Tsamara Amany. "Sependapat dengan Tsamara. Kamu enggak akan jadi keren atau makin ganteng dengan menghina orang lain karena enggak sesuai standar cantik versimu. Tentu saya melihat kita tidak boleh diam, apalagi membuat menjadi bahan becandaan yang tidak baik," ujar mantan presiden Inter Milan tersebut.

Baca Juga

Erick menyampaikan kecantikan perempuan tidak dapat diukur dengan satu standar. Erick menyebut kecantikan perempuan sesungguhnya berasal dari hati dan akhlak.

"Ini konten sangat tidak baik, ini bukan kultur bangsa kita. Saya sangat sedih dan sangat terpukul ketika hal-hal seperti ini dianggap hal yang biasan. Ini tidak biasa," ucap Erick.

Dia mengaku menjadi saksi bagaimana perempuan telah menjadi salah satu agen perubahan yang penting dalam transformasi BUMN. Dia terus mendorong kepemimpinan perempuan hingga 25 persen di BUMN.

Bahkan, ucap Erick, kesuksesan G20 tak lepas dari kontribusi para perempuan hebat seperti Menlu Retno Marsudi, Menkeu Sri Mulyani, dan banyak figur perempuan hebat lain. "Bagi saya, mereka semua cantik, cantik sekali. Kita jangan jadi bangsa yang nyinyir, kufur nikmat di mana budaya patriarki hal ini sudah kuno sebenarnya, terlepas dari kebebasan bersosial media. Zaman sudah berubah Bro, Sis. Ini saatnya kita berlomba dalam prestasi karena Indonesia perlu SDM yang pintar melihat peluang, bukan hanya pintar berkomentar," kata Erick menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement