REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perusahaan hilirisasi nikel di Maluku Utara berhasil menyerap tenaga kerja baru di tengah kekhawatiran ancaman resesi ekonomi dunia tahun 2023. Harita Nickel melalui unit bisnisnya PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF) tercatat justru membuka lebih dari seribu lowongan pekerjaan di tengah ancaman gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) sektor teknologi.
Kebutuhan SDM baru ini direncanakan untuk proyek smelter baru. Harita Nickel diklaim menjadi kontributor terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Halmahera Selatan di bidang ketenagakerjaan. Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Pemkab Halmahera Selatan Ardiani Radjiloen menuturkan, pihaknya memberi apresiasi tinggi kepada Harita Nickel atas kontribusi ketenagakerjaan.
"Saya sebagai Pemda Halsel dalam hal ini Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja, mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi Harita, karena PAD kami per 21 Oktober 2022 sudah melebihi target dan kontribusi terbesar dari Harita," kata Ardiani dalam keterangannya Kamis (17/11/2022).
Ia mengatakan, Pemda Halmahera Selatan selalu membuka ruang bagi perusahaan untuk bisa saling bersinergi dan berkolaborasi. Apalagi jika tujuannya adalah menekan jumlah pengangguran dan memberdayakan ekonomi masyarakat.
"Apa yang dilakukan Harita sangat mendukung program Pencaker (Pencari kerja) yang digaungkan Pemkab Halsel untuk mengurangi pengangguran dan menekan angka kemisikinan," ujarnya.
Rektor Universitas Negeri Khairun Ternate Dr M Ridha Ajam menilai, Halmahera Selatan memang memiliki jumlah penduduk terbanyak dari semua kabupaten kota di Maluku Utara. Karena itu jika ada tren positif tingkat pengangguran di Halmahera Selatan lebih kecil dibandingkan kabupaten kota lain, maka bisa diasumsikan bahwa kehadiran perusahaan tambang berkontribusi positif terhadap keberadaan tenaga kerja.
"Kita berharap ini juga menjadi prioritas, sekali lagi menjadi prioritas perusahaan untuk terus mendorong anak-anak daerah kita itu bisa terserap kesana, tentu saja dengan kualitas, dan juga keterampilan yang dibutuhkan," ujarnya.
Data BPS mencatat, jumlah angkatan kerja di Maluku Utara per Agustus 2022 mencapai 609,2 ribu. Dari jumlah tersebut, mereka yang bekerja sebanyak 585 ribu orang dan yang masih menganggur sebanyak 24,2 ribu orang. Halmahera Selatan menjadi daerah yang paling banyak menyumbang angkatan kerja, yakni sebanyak 112,3 ribu orang atau 18,43 persen dari total angkatan kerja di Maluku Utara.
Ada pun Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Maluku Utara per Agustus 2022 sebesar 3,98 persen, atau turun 0,73 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Halmahera Selatan menjadi daerah dengan TPT terendah yaitu sebesar 1,51 persen.
Diketahui, HJF berhasil merekrut 1.200 karyawan hingga September 2022 dan akan kembali merekrut 600 tenaga kerja baru lagi hingga akhir tahun ini. Dengan jumlah tersebut, tenaga kerja yang terserap tahun ini mencapai 1.800.
Harita Nickel bagian dari Harita Group yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Selain memiliki IUP Pertambangan, perusahaan sejak 2016 telah memiliki pabrik peleburan (smelter) nikel saprolit dan sejak 2021 juga memiliki fasilitas pengolahan dan pemurnian (refinery) nikel limonit di wilayah operasional yang sama.