Senin 14 Nov 2022 18:40 WIB

Makna Strategis G20 Bagi Indonesia: Antara Kepentingan Nasional dan Global  

G20 memiliki makna dan peran stragis untuk Indonesia di kancah global

 Presiden  Joko Widodo (kanan) dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kiri) berbicara dalam pertemuan bilateral mereka menjelang KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, 14 November 2022. Kelompok ke-17 (G20) Kepala State and Government Summit akan diselenggarakan di Bali pada tanggal 15 hingga 16 November 2022.
Foto:

Oleh : Mujahidin Nur, Direktur Eksekutif Peace Literacy Institute Indonesia, Jakarta.  

Di saat yang bersamaan, Joko Widodo juga berkomunikasi dengan Presiden Amerika Joe Biden. Bahkan, mereka berdua membicarakan peningkatan kerjasama bilateral Indonesia dan Amerika. 

Sampai di sini, untuk konteks nasional mungkin ketidakhadiran Putin secara formal di KTT G20 tidak penting, selama komunikasi antara Jokowi dan Putin berjalan baik, dan semua misi Putin telah terwikili oleh Sergei Lavrov.

Apalagi komunikasi antara Jokowi dan Joe Biden juga berjalan lancar, dan menguntungkan kepentingan nasional melalui peningkatan kerjasama bilateral tersebut. 

Sebaliknya, kehadiran Putin menjadi sangat penting sekiranya tidak ada komunikasi yang lancar antara Jokowi dan Putin; atau antara Jokowi dan Joe Biden.

Namun, faktanya tidak demikian. Jadi, kekhawatiran Teuku Rezasyah tidak perlu dibesar-besarkan lagi. Dengan harapan, komunikasi Jokowi dan Putin-Joe Biden membawa dampak positif bagi masa depan kerjasama bilateral Indonesia dan Rusia/Amerika. 

Sampai di sini, penulis berpandangan, semua pihak harus terlibat dalam menyukseskan perhelatan KTT G20 Bali 2022 ini. Tanpa kehadiran Vladimir Putin atau tidak, misi-misi strategis G 20 harus tetap diupayakan sebagaimana prinsip dari ajaran Islam yang berbunyi: Ma la Yudraku Kulluhu La Yutroku Kulluhu(Apa yang tidak bisa dicapai semuanya tidak lantas semuanya ditinggalkan).

Artinya, jika pemerintah Indonesia melalui KTT G20 ini mencapai perdamaian dunia dan pertumbuhan ekonomi global sulit dicapai, maka kepentingan nasional, berupa pertumbuhan ekonomi melalui penguatan kerjasama bilateral dengan Rusia dan Amerika, harus terwujud. 

Dalam konteks ini Presidensi G 20 bagi pemerintah Indonesia mempunyai makna strategis sebagai showcasing usaha pemulihan ekonomi Indonesia pascapandemi Covid-19, showcasing peran strategis diplomasi Indonesia sebagai pemimpin pertemuan yang akan menghasilkan kebijakan-kebijakan global.

Di samping, tentu saja G 20 secara langsung meningkatkan devisa negara, menghidupkan hospitality, tourisme, penyerapan tenaga kerja, menghidupkan UMKM, dan poin-poin strategis lainnya.

Baca juga: Penyebutan Nabi Muhammad SAW dalam Taurat dan Permintaan Nabi Musa AS 

Alhasil, menjadi kewajiban seluruh komponen masyarakat Indonesia untuk berkontribusi bahu-membahu untuk menjaga kedamaian, ketenangan, kenyamanan dan kelancaran perhelatan G 20 ini. 

Andai masyarakat dan bangsa Indonesia mampu untuk menjalankan Presidensi G 20 dengan baik itu artinya Indonesia mempunyai peran strategis dalam menerjemahkan kebijakan-kebijakan global pada berbagai isu-isu strategis dunia seperti krisis kemanusiaan, climate change, terorisme, kesehatan global dan lain-lain.

 

Disamping Indonesia akan dikenang oleh para delegasi dari berbagai penjuru dunia sebagai negara yang mewariskan kesan pada masyarakat dunia sebagai bangsa yang bermartabat dan negara dengan diplomasi yang bermartabat untuk dunia yang lebih baik, adil, aman dan sejahtera. Semoga!      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement