REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola, Abdul Haris, berpendapat Menteri BUMN, Erick Thohir, layak memimpin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Sebab, Erick punya pengalaman mengelola beberapa klub di luar negeri.
"Saya pikir Bapak Erick Thohir kapabel untuk pimpin PSSI. Dia punya pengalaman pegang beberapa klub luar negeri," ujarnya, Senin (14/11).
Sebagai informasi, Erick Thohir pernah mengakuisi Inter Milan, klub bola yang berlaga di Serie A Italia bahkan menjadi presidennya. Selain itu, juga pernah memiliki saham klub legendaris di Amerika Serikat (AS), DC United, selama 6 tahun.
Erick juga tercatat memegang 25,5 persen saham Oxford United, klub bola yang bermain di League One Inggris. Meskipun demikian, menurut Haris, ada beberapa tantangan perihal potensi Erick menjadi Ketua PSSI. Di antaranya, apakah Erick Thohir bersedia dan berpotensi terjadi perang kepentingan lantaran memiliki saham di beberapa klub Tanah Air.
Jika bersedia menahkodai PSSI, Erick Thohir disarankan mendekati dan meraih simpati para pemilih. "Iya, itu pasti, yang punya suara mereka," ucapnya.
Ada beberapa kelompok pemilik suara dalam Kongres maupun Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, yakni asosiasi provinsi (asprov), klub Liga 1 hingga Liga 3, asosiasi futsal, dan asosiasi sepak bola wanita.
"Menurut saya, kunci utama ada di voters. Kalau voters ingin bola Indonesia berubah, mereka akan pilih orang-orang kapabel dan lurus," katanya.
Haris menambahkan, pengurus nantinya harus konsisten menjalankan statuta yang ada jika ingin menyelesaikan segala permasalahan sepak bola Tanah Air.
Sebelumnya, berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia, Erick Thohir menjadi sosok yang paling didukung masyarakat sebagai ketua umum PSSI dengan raihan 24,1 persen dalam skenario 8 nama semi-terbuka. Di bawahnya ada Najwa Shihab 10,4 persen, Kaesang Pangarep 5,8 persen, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule 5,4 persen, Mahfud MD 4,9 persen, Azrul Ananda 3 persen, La Nyalla Mattalitti 2,1 persen, Ratu Tisha Destria 1,3 persen, lainnya 0,4 persen, dan yang tidak menjawab 42,7 persen.
Erick Thohir kembali diunggulkan dalam skema 6 nama semi-terbuka dengan raihan 28,6 persen dan dibuntuti Najwa Shihab 12,1 persen, Iwan Bule 5,5 persen, Azrul Ananda 5,7 persen, La Nyalla Mattalitti 3,1 persen, Ratu Tisha 1,3 persen, dan lainnya 1,9 persen. Adapun yang tidak menjawab sebanyak 43,9 persen.
Dalam format pertanyaan tertutup 3 nama, lagi-lagi Erick Thohir meraih dukungan tertinggi daripada figur-figur lainnya dengan raihan suara 40 persen. Sementara itu, La Nyalla hanya 5,1 persen dan Iwan Bule 8,4 persen, sedangkan yang tidak menjawab 46,5 persen.
Dukungan kepada Erick Thohir meningkat jika disandingkan dengan seorang kandidat lainnya (head to head), baik dengan La Nyalla maupun Iwan Bule. Erick Thohir meraih 45,4 persen suara saat dihadapkan dengan La Nyalla (6,2 persen) dan meraup 43,8 persen kala bersaing dengan Iwan Bule (9,3 persen).
Survei tersebut diselenggarakan Indikator Politik Indonesia pada 30 Oktober-5 November 2022. Sebanyak 1.200 responden, yang telah memiliki hak pilih, dari seluruh provinsi terlibat dalam riset ini.
Penelitian dilakukan menggunakan metode simple random sampling dalam menentukan sampel. Kemudian, toleransi kesalahannya (margin of error/MoE) sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.