Senin 14 Nov 2022 05:35 WIB

Parade Kebaya Nusantara Digelar di Gedung Sate Agar Diakui Unesco 

Parade bentuk kecintaan terhadap budaya dan komitmen untuk menjaga kekayaan bangsa

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Parade Kebaya Nusantara dibuka oleh Wakil Ketua DPRD Ineu Purwadewi Sundari, di Gedung Sate, Ahad (13/11).
Foto: Istimewa
Parade Kebaya Nusantara dibuka oleh Wakil Ketua DPRD Ineu Purwadewi Sundari, di Gedung Sate, Ahad (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tim Hari Kebaya Nasional Menuju UNESCO menggelar Parade Kebaya Nusantara "Pesona Sejuta Kebaya Untuk UNESCO" di Gedung Sate, Ahad (13/11). Tema yang diangkat adalah "Berkebaya Sebagai Bukti Cinta Budaya Perempuan Indonesia.

Menurut Pelaksana Kegiatan sekaligus Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) Jabar, Osye Anggandari, kegiatan ini digelar sebagai bentuk komitmen IPPAT dalam rangka sosialisasi Pengajuan Hari Kebaya Nasional kepada Presiden Republik Indonesia, Kebaya Sebagai Warisan Tak Benda Nasional, dan Kebaya Sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO.

"Kami mengumpulkan 21 Komunitas yang tergabung dalam Tim Panitia Kebaya Nasional Menuju UNESCO, di mana komunitas tersebut merupakan lintas profesi yang telah memberikan pernyataan secara simbolis," ujar Osye.

Kegiatan Parade Kebaya Nusantara sendiri, diisi dengan fashion show dan talkshow. Narasumber yang dihadirkan di antaranya Penasehat KCBI Heti Sunaryo, Pengusaha Batik dan Dosen Dr H Komarudin Kudiya SIP MDs, dan Psikolog, Intan Erlita MPsi.  

Osye mengatakan, pihaknya benar-benar ingin menunjukan bahwa Jawa Barat mendukung penuh kebaya menuju UNESCO. "Kami juga mengadakan talkshow untuk sama-sama menimba ilmu terkait budaya khususnya kebaya dalam satu ruangan di gedung paling bersejarah di Jawa Barat, yakni Gedung Sate. Tentu agar semakin mengenal kebaya," paparnya.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPRD Ineu Purwadewi Sundari, mengapresiasi  gelaran kegiatan ini Parade Kebaya Nusantara. Karena, kegiatan ini menunjukkan bentuk kecintaan terhadap budaya dan komitmen untuk menjaga kekayaan bangsa.

"Saya mengapresiasi acara hari ini yang dilaksanakan oleh  pengurus wilayah IPPAT beserta seluruh komunitas kebaya yang ada di Jawa Barat," katanya.

Karena, kata Ineu menilai, hal ini bukan hanya untuk mendapatkan status oleh UNESCO, tapi bagaimana menghargai warisan budaya kebaya ini sebagai warisan leluhur yang merupakan jati dirinya bangsa. Ineu mengatakan, parade kebudayaan yang digelar dangat apik, di mana diskusi menjadi salah satu bagian dari kegiatan ini.

"Semoga kegiatan ini juga mendorong generasi muda untuk percaya diri dan senang menggunakan kebaya, terlebih saat ini banyak corak kebaya, kekinian dan lebih modern sehingga lebih menarik untuk anak-anak muda," kata Ineu 

Dia pun berharap kecintaan terhadap budaya dapat terbangun dengan baik, karena siapa lagi yang akan menjaga kalau bukan perempuan Indonesia. 

Sementara Ketua Cinta Budaya Nusantara, Melok Besari, berharap ke depan akan ada Hari Berkebaya Nasional di Indonesia. "Dengan adanya hari berkebaya nasional, semakin mengukuhkan pentingnya kebaya dan perempuan di Indonesia lebih sering menggunakan kebaya, karena kita bangga dengan kebaya," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement