Jumat 11 Nov 2022 01:56 WIB

Pemprov Jabar Gandeng University of Nottingham UK Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik

Pemprov Jabar terus berupaya menghadirkan energy supply untuk kendaraan listrik.

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Pemprov Jabar, terus mendukung ekosistem keberlangsungan kendaraan listrik di Jabar. Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja, upaya ini pun dilakukan secara Pentahelix dengan melibatkan akademisi, dunia usaha, komunitas, media, dan unsur pemerintahan. Dari unsur akademisi, Pemprov Jabar salah satunya menggaet University of Nottingham UK.
Foto: istimewa
Pemprov Jabar, terus mendukung ekosistem keberlangsungan kendaraan listrik di Jabar. Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja, upaya ini pun dilakukan secara Pentahelix dengan melibatkan akademisi, dunia usaha, komunitas, media, dan unsur pemerintahan. Dari unsur akademisi, Pemprov Jabar salah satunya menggaet University of Nottingham UK.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Pemprov Jabar, terus mendukung ekosistem keberlangsungan kendaraan listrik di Jabar. Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja, upaya ini pun dilakukan secara Pentahelix dengan melibatkan akademisi, dunia usaha, komunitas, media, dan unsur pemerintahan. Dari unsur akademisi, Pemprov Jabar salah satunya menggaet University of Nottingham UK. 

Kerja sama tersebut dijalin, dalam rangka pengembangan unit kendaraan listrik. Hal ini penting, karena seiring bertambahnya jumlah penduduk Jabar, maka penggunaan kendaraan akan terus bertambah. 

Baca Juga

Sementara itu, efek samping dari masifnya penggunaan kendaraan adalah polusi akibat emisi kendaraan berbahan bakar minyak (BBM). Maka upaya penurunan emisi di bidang transportasi yakni lewat konversi ke kendaraan listrik dan penggunaan energi baru terbarukan (EBT). 

Berdasarkan data dari Open Data Jabar, jumlah kendaraan bermotor di Jabar pada tahun 2021 sebanyak 16,3 juta unit. Adapun hingga saat ini jumlah kendaraan listrik di Jabar baru sekitar 545 unit. 

"Dilihat dari jenisnya kebanyakan (kendaraan listrik yang digunakan) adalah tipe sepeda motor," ujar Setiawan pada Seminar Pentahelix Collaboration, dengan tema 'Rencana Pengembangan dan Masukan Terhadap Kerja Sama Pemprov Jabar dan University of Nottingham UK, di Gedung Sate."Jumlah kendaraan listrik (EV) harus diakselerasi," imbuhnya.

Pemprov Jabar  terus berupaya menghadirkan energy supply untuk kendaraan listrik. Beberapa waktu lalu, Pemprov Jabar bersama PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat (UID Jabar) telah meluncurkan 104 SPKLU yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Barat. 

Selain itu, kata dia, dukungan baik terhadap industri, ataupun pengrajin kendaraan custom, atau bengkel konversi kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik juga terus dilakukan, yakni dengan standardisasi dan sertifikasi.  "Capacity building untuk sumber daya, kemudian juga penting dalam mengembangkan kendaraan listrik di Jabar," kata Setiawan. 

Sementara menurut Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat  Bedi Budiman, legislatif mendukung terwujudnya migrasi kendaraan dari energi fosil ke listrik. Namun hal itu pun tetap membutuhkan persetujuan rakyat. 

Bedi menyebut, bahwa penggunaan kendaraan listrik adalah demi menghadirkan transportasi yang murah dan efisien. Selain itu, Bedi ingin mendatang Indonesia khususnya Jabar dapat berdikari dan mandiri dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik ini. Maka momen kolaborasi bersama University of Nottingham harus dimanfaatkan sebaik mungkin.  "Kami berharap agar ke depan, ketergantungan kita terhadap luar negeri bisa tertangani," kata Bedi. 

Profesor Patrick Wheeler dari University of Nottingham UK mengatakan sejumlah hal terkait konversi kendaraan konvensional ke listrik pada pertemuan tersebut. 

Pertama, kata dia, perlu untuk dipersiapkan sistem storage atau penyimpanan energi elektrik. "Lalu, hal yang paling esensial saat ini adalah pengembangan teknologi," ujar pria yang akrab disapa Pat. Maka menurut Pat, yang selalu menjadi kata kunci apabila bicara pengembangan teknologi saat ini, menurutnya adalah mesin-mesin elektrik dan daya elektronika. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement