Rabu 09 Nov 2022 20:35 WIB

Israel Peringatkan Relasi Iran-Rusia Punya Implikasi Serius untuk Timteng

Kerja sama erat antara Iran dan Rusia akan berimplikasi serius bagi Timur Tengah

Foto tak bertanggal yang dirilis oleh Direktorat Komunikasi Strategis militer Ukraina ini menunjukkan puing-puing dari apa yang digambarkan Kyiv sebagai pesawat tak berawak Iran yang jatuh di dekat Kupiansk, Ukraina. Militer Ukraina mengklaim pada 13 September 2022, untuk pertama kalinya mereka menemukan drone bunuh diri yang dipasok Iran yang digunakan oleh Rusia di medan perang.
Foto: Ukrainian military's Strategic Communications
Foto tak bertanggal yang dirilis oleh Direktorat Komunikasi Strategis militer Ukraina ini menunjukkan puing-puing dari apa yang digambarkan Kyiv sebagai pesawat tak berawak Iran yang jatuh di dekat Kupiansk, Ukraina. Militer Ukraina mengklaim pada 13 September 2022, untuk pertama kalinya mereka menemukan drone bunuh diri yang dipasok Iran yang digunakan oleh Rusia di medan perang.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menyoroti kerja sama erat antara Iran dan Rusia. Menurutnya, hal itu akan memiliki implikasi serius bagi Timur Tengah.

Gantz memperkirakan, Iran akan lebih berani untuk memperkuat hubungan dengan Rusia. "Saya berharap keberanian Iran akan mendapat dorongan sebagai akibat dari hubungannya dengan Rusia," kata Gantz, Rabu (9/11/2022), merujuk pada peningkatan kerja sama Moskow dengan Teheran setelah pengenaan sanksi Barat atas invasi ke Ukraina.

Baca Juga

"Ini (kerja sama Iran dan Rusia) akan berdampak pada seluruh wilayah," kata Gantz menambahkan, dilaporkan laman Israel National News.

Gantz mengklaim bahwa Israel memiliki kemampuan untuk “beroperasi di dalam” Iran. "Kami harus terus (memiliki kemampuan tersebut) dan memperkuatnya," ucapnya.

Gantz tidak menjelaskan apakah yang dia maksud adalah kemampuan intelijen dan infiltrasi. Akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian untuk pertama kalinya mengakui bahwa negaranya telah memasok pesawat nirawak (drone) ke Rusia. Namun dia mengklaim, proses itu terjadi sebelum Moskow memutuskan menyerang Ukraina. “Kami memberikan sejumlah terbatas drone ke Rusia beberapa bulan sebelum perang Ukraina,” kata Amirabdollahian kepada awak media setelah pertemuan di Teheran, Sabtu (5/11/2022).

Pada kesempatan itu, Amirabdollahian turut menyampaikan bahwa Iran sama sekali tidak mengetahui bahwa drone buatan negaranya telah dipakai Rusia dalam pertempuran di Ukraina. “Kami setuju dengan menteri luar negeri Ukraina bahwa mereka menyerahkan kepada kami bukti apa pun yang mereka miliki tentang Rusia yang menggunakan pesawat nirawak Iran di Ukraina,” ucapnya.

Dia menegaskan, Iran tetap berkomitmen pada resolusi konflik di Ukraina. Sebelumnya Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani telah membantah kabar yang menyebut negaranya memasok drone ke Rusia. Ia menyatakan tuduhan itu sama sekali tak berdasar. Iravani pun menegaskan kembali netralitas Iran dalam konflik di Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyerukan agar Iran dihukum karena memasok persenjataan ke Rusia. “Keterlibatan Iran dalam teror Rusia harus dihukum. Kami akan membawa masalah ini, tidak hanya ke tingkat mitra tradisional kami. Seluruh dunia akan tahu bahwa rezim Iran membantu Rusia memperpanjang perang ini," kata Zelensky setelah bertemu Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Ahad (6/11/2022) lalu.

Menurut dia, pasokan senjata Iran ke Rusia mempunyai peran signifikan dalam konflik. “Jika bukan karena suplai senjata Iran kepada agresor, kita akan lebih dekat dengan perdamaian sekarang,” ujar Zelensky.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement