Selasa 08 Nov 2022 12:35 WIB

Resmi Melantai di Bursa, OneMed Raup Rp 828 Miliar dari IPO

72 persen dana IPO akan digunakan Onemed untuk pengembangan usaha capex

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.  PT Jayamas Medica Industri Tbk atau OneMed resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) Perusahaan di bidang usaha manufaktur alat kesehatan, alat kesehatan elektromedik, alat diagnostik, antiseptik dan disinfektan, serta perbekalan kesehatan rumah tangga lainnya ini memakai kode saham OMED dalam perdagangan sahamnya.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. PT Jayamas Medica Industri Tbk atau OneMed resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) Perusahaan di bidang usaha manufaktur alat kesehatan, alat kesehatan elektromedik, alat diagnostik, antiseptik dan disinfektan, serta perbekalan kesehatan rumah tangga lainnya ini memakai kode saham OMED dalam perdagangan sahamnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jayamas Medica Industri Tbk atau OneMed resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) Perusahaan di bidang usaha manufaktur alat kesehatan, alat kesehatan elektromedik, alat diagnostik, antiseptik dan disinfektan, serta perbekalan kesehatan rumah tangga lainnya ini memakai kode saham OMED dalam perdagangan sahamnya.

Dalam penawaran umum perdana saham atau Intitial Public Offering (IPO), OneMed melepas sejumlah 4.058.850.000 saham kepada publik. Besaran saham yang ditawarkan tersebut setara dengan 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdana saham (IPO).

Direktur Operasi OneMed, Leonard Hartanto mengemukakan, selama masa penawaran umum 2 - 4 November 2022, OneMed mendapatkan minat positif dari para investor. Perseroan mematok harga IPO sebesar Rp 204 per saham dalam hajatan IPO. 

"Seluruh saham yang ditawarkan terserap dengan baik, hasil tersebut menunjukkan antusias investor yang luar biasa. OneMed berhasil meraup dana segar sejumlah Rp 828,005 milliar," ungkap Leonard dalam keterangannya, Selasa (8/11/2022).

Dalam IPO ini, OneMed menunjuk PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT Ciptadana Sekuritas Asia sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Underwriters) serta AvantGarde Capital yang bertindak sebagai penasihat keuangan (financial advisor). OneMed telah mendapatkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 31 Oktober 2022.

Direktur Operasi Leonard juga menyampaikan, IPO ini merupakan langkah corporate action yang dilakukan untuk mendukung sumber pendanaan dalam pengembangan usaha. Dengan begitu, target OneMed untuk menjadikan produk-produk alat kesehatan buatan Indonesia diharapkan menjadi tulang punggung ketahanan dan kedaulatan Kesehatan Bangsa Indonesia dan pada akhirnya dapat bersaing dengan produk dari luar di kancah internasional dapat terealisasi dengan baik.

OneMed akan menjelajahi peluang merger dan akuisisi di tengah industri peralatan medis Indonesia yang sangat terfragmentasi dan juga mencari kemitraan strategis serta menjalin kerja sama dengan pemain peralatan dan pasokan medis global.

"Kami mencari peluang-peluang baru dalam pasar industri alat kesehatan di Indonesia yang sangat beragam. Tentu saja strategi itu juga mempertimbangkan sejumlah kriteria, seperti teknologi yang digunakan, paten dan tingkat keahlian, kemitraan dan aliansi serta peluang akuisisi," ungkap Leonard.

Berbekal infrastruktur terintegrasi Onemed, pertumbuhan pesat industri alat dan perbekalan kesehatan di Indonesia serta gencarnya dukungan pemerintah kepada produsen dan pemasok alat kesehatan lokal, Perseroan yakin dapat bertumbuh secara berkelanjutan dan menjadi market leader industri dengan mengedepankan nilai-nilai Perusahaan, yakni Terdepan, Kualitas, Inovatif, dan Terpercaya.

Sejalan dengan mencari kemitraan strategis, OneMed juga berupaya untuk membuat kontrak lisensi dengan pemegang paten alat kesehatan yang dapat memungkinkan untuk melakukan produksi di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement