REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 nyatanya masih belum beranjak dari Indonesia. Pada Senin (7/11/2022), kasus harian meninggal dunia karena Covid-19 bertambah 42 jiwa. Dengan demikian, total kasus kematian menjadi 158.871 orang sejak awal pandemi.
Sebanyak 3.828 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Sehingga, total akumulasi Covid-19 di Indonesia sejak 2 Maret 2020 tercatat 6.525.120 kasus.
Masih berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, pada hari yang sama terdapat tambahan 3.348 orang sembuh dari infeksi virus corona. Hal itu membuat total kasus kesembuhan menjadi 6.328.763 orang.
Di saat yang sama, tercatat 37.486 kasus aktif, atau naik 438 kasus dari hari sebelumnya. Selain itu total suspek Covid 3.551 orang. Sementara jumlah pemeriksaan spesimen mencapai 60.430 sampel.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Siti Nadia Tarmizi mengaku pihaknya sudah melakukan upaya-upaya dalam menyikapi lonjakan kasus Covid-19 yang diduga diakibatkan oleh penyebaran subvarian Omicron XBB. Upaya yang dilakukan adalah dengan memperkuat testing, tracing, dan treatment (3T) serta vaksinasi masih penting.
“Nah untuk mengantisipasi lonjakan kasus, pemerintah terus menguatkan upaya-upaya dari hulu ke hilir,” kata Nadia dalam Siaran Sehat bersama Radio Kesehatan pada Senin (7/11/2022).
Untuk upaya dari hulu adalah protokol kesehatan dengan kembali mengingatkan masyarakat untuk menggunakan masker yang saat ini terlihat mulai longgar. Masyarakat juga diminta untuk menghindari kerumunan yang padat dan lakukan tes bila merasa ada gejala Covid-19.
Sementara untuk upaya hilir adalah menyiapkan rumah sakit serta obat untuk pasien Covid-19. "Di hilir kami juga siapkan rumah sakit, pengobatan, dan tentunya fasilitas yang dibutuhkan. Jangan lupa segera vaksinasi terutama untuk booster ketiga karena itu jadi pelindung kita,” ujar Nadia.
Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Prima Yosephine mengatakan, pihaknya akan terus mendorong cakupan vaksinasi dosis ketiga atau booster pada kalangan rentan seperti lansia atau orang dewasa dengan komorbid. Pasalnya risiko fatalitas terhadap kedua kelompok masyarakat tersebut sangatlah tinggi, namun hingga kini cakupannya masih rendah.
“Booster pada lansia kemudian bagi dewasa tetapi yang memiliki komorbid dan yang memiliki gangguan-gangguan imunitas, ini juga masih cukup rendah capaiannya. Itu yang harusnya 100 persen untuk kelompok risiko, jadi kita masih menekankan di tingkat itu secara program,” ujar Prima dalam diskusi daring, Senin (7/11).