Senin 07 Nov 2022 00:50 WIB

BPBD Tangerang Petakan Empat Wilayah Rawan Tanah Longsor

Biasanya paling rawan terjadi di bantaran kali, sepanjang aliran sungai Cisadane.

Warga menunjukkan lokasi kejadian bencana tanah longsor (ilustrasi)
Foto: Republika/Bayu Adji P
Warga menunjukkan lokasi kejadian bencana tanah longsor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Banten telah memetakan empat kecamatan di daerah itu sebagai wilayah rawan terjadinya tanah bergerak atau longsor pada musim hujan akhir tahun 2022. "Kalau berdasarkan kejadian bencana longsor itu, kita ada di Tanjung Buring, Kecamatan Teluknaga. Kemudian Kecamatan Legok, Solear dan Panongan, biasanya paling rawan terjadi di bantaran kali, sepanjang aliran sungai Cisadane," kata Kepala BPBD Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat di Tangerang, Ahad (6/11/2022).

Ia menjelaskan, dalam penetapan empat wilayah di Kabupaten Tangerang yang rawan terjadinya bencana longsor itu dinilai dari kontur tanah yang tidak stabil. Maka, lanjut dia, berdasarkan kondisi tersebut masyarakat yang berada di empat wilayah rawan bencana diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman tanah longsor sehingga dapat diminimalkan adanya korban jiwa dan kerugian harta benda.

Baca Juga

"Namun, kalau di Kabupaten Tangerang sendiri, untuk bencana itu lebih banyak luapan air dibandingkan pergerakan tanah. Jadi kalau pun ada longsor itu, kita dapat pastikan wilayah itu berdekatan dengan aliran kali," ujarnya.

Ia menambahkan, untuk wilayah rawan terjadinya bencana banjir, pihaknya telah mencatat terdapat tujuh kecamatan yang masuk dalam titik kerawanan diantaranya seperti Legok, Kelapa Dua, Pasarkemis, Teluknaga, Pakuhaji, Solear, Jayanti dan Kresek.

"Paling rawan itu yang dialiri langsung oleh tiga sungai, misalkan di Pakuhaji dan Teluknaga adalah muara Sungai Cisanda. Sementara Kresek, Gunung Kaler, Kronjo itu Sungai Cidurian. Kelapa Dua itu Kali Sabi," tambahnya.

Ia mengungkapkan, saat memasuki puncak musim hujan, di titik-titik wilayah tersebut biasanya ketinggian air banjir bisa mencapai lebih dari satu meter. Oleh karena itu, dalam menangani hal kebencanaan tersebut pihaknya pun kini tengah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) serta perlengkapan yang mumpuni.

"Pemkab Tangerang juga membentuk Desa Tangguh Bencana. Dimana, itu menjadi salah satu penguat kapasitas di tengah masyarakat yang rawan banjir dan bencana lainnya. Saat ini sudah ada lima kecamatan, empat desa dan satu kelurahan yang menjadi pilot project Desa Tangguh Bencana," ungkap dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement