Jumat 04 Nov 2022 16:25 WIB

Rudenim Kupang Pindahkan Pengungsi Afghanistan ke Jakarta

MN. warga Afganistan yang tinggal 10 tahun di Kupang dipindahkan ke negara ketiga.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas dari kantor Badan Komisi Tinggi PBB untuk pengungsi (UNHCR) menemui pencari suaka yang didominasi pengungsi Afganistan di Jakarta.
Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Petugas dari kantor Badan Komisi Tinggi PBB untuk pengungsi (UNHCR) menemui pencari suaka yang didominasi pengungsi Afganistan di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), memindahkan satu pengungsi Afghanistan berinisial MN ke Jakarta. Kepala Rumah Detensi Imigrasi Kupang, Heksa Asik Soepriadi, mengatakan, MN telah tinggal di tempat penampungan di Kupang selama kurang lebih 10 tahun.

"Kita lakukan kerja sama dengan International Organization for Migration (IOM) untuk memindahkan MN ke Jakarta," katanya ketika dikonfirmasi di Kota Kupang, Jumat (4/11/2022). Dia menjelaskan, pemindahan MN ke Jakarta bertujuan untuk dilakukan proses pemindahan yang bersangkutan dari Indonesia ke negara ketiga.

Untuk negara ketiga, Heksa mengaku, tidak mengetahuinya, karena tugas Rudenim Kupang hanya melakukan proses pemindahan dari Kupang ke Jakarta. Dia menjelaskan, saat berangkat dari Bandara El Tari, petugas Rudenim Kupang melakukan pengawalan sampai di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang.

Usai dari Bandara Soekarno-Hatta, sambung dia, pengungsi berkewarganegaraan Afghanistan itu langsung diantar ke Rumah Detensi Imigrasi Jakarta untuk dilakukan proses serah terima. Pengungsi WN ditempatkan di penampungan sementara di Hotel Mustika Bekasi yang berada di bawah pengawasan Rumah Dentensi Imigrasi Jakarta.

"Setibanya di Jakarta, nantinya WN akan menjalani beberapa proses pemeriksaan, seperti pemeriksaan kesehatan dan wawancara yang dilakukan oleh kedutaan dari negara yang akan dituju," ujar Heksa.

Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban Rudenim Kupang, Melsy Fanggi mengaku, bersyukur karena bisa membantu proses pemindahan pengungsi ke negara ketiga karena selama ini banyak sekali keluhan dari para pengungsi akibat tak tahu harus berapa lama tinggal di Kupang. Mereka rata-rata sudah bertahun-tahun tinggal di Kupang.

"Bahkan sering kali mereka berunjuk rasa. Semoga aksi unjuk rasa yang sering dilakukan tidak terjadi lagi," ujar Melsy. Dia pun berterima kasih kepada UNHCR dan IOM yang sudah bekerja keras dalam proses pemindahan ke negara ketiga sehingga telah ada pergerakan pengungsi dari Kota Kupang menuju negara ketiga.

Dalam waktu dekat, menutut Melsy, akan ada beberapa lagi pengungsi yang akan dipindahkan ke negara ketiga. "Jumlah mereka ada 12 orang. Saat ini sedang dalam proses. Ini kesuksesan kita semua," ucap Melsy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement