Kamis 03 Nov 2022 13:35 WIB

Industri Alat Pertahanan Lokal Bidik Pasar Ekspor Lewat Indo Defence 2022

154 pelaku industri pertahanan ikut serta dalam Indo Defence 2022

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang pengunjung berjalan di dekat tank medium Harimau pada hari pembukaan Indo Defence Expo 2022 di Jakarta, Indonesia, Rabu, 2 November 2022. Pameran empat hari ini menjadi tuan rumah pameran, seminar tentang pertahanan regional dan kemitraan internasional.
Foto: AP Photo/Achmad Ibrahim
Seorang pengunjung berjalan di dekat tank medium Harimau pada hari pembukaan Indo Defence Expo 2022 di Jakarta, Indonesia, Rabu, 2 November 2022. Pameran empat hari ini menjadi tuan rumah pameran, seminar tentang pertahanan regional dan kemitraan internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, industri alat pertahanan di Indonesia semakin berdaya saing global dengan menciptakan berbagai produk inovatif. Hal ini seiring pemanfaatan kemajuan teknologi modern dan didukung oleh sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten.

“Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian aktif mempromosikan beragam alat pertahanan yang telah diproduksi oleh industri dalam negeri. Sebagian produknya sudah mampu menembus pasar ekspor,” kata Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawzier dalam siaran pers, Kamis (3/11).

Ia menyampaikan, Kemenperin memberikan apresiasi atas penyelenggaraan Indo Defence 2022 sebagai ajang pameran pertahanan internasional terbesar se-Asia Tenggara yang digelar dalam dua tahun sekali. Tahun ini, pameran berlangsung pada 2 sampai 5 November di JIExpo, Kemayoran, Jakarta.

“Tidak hanya menjadi pameran teknologi persenjataan terbaru, melalui Indo Defence 2022 juga menjadi etalase kemampuan bagi industri alat pertahanan dalam negeri. Bukan hanya itu, ajang ini diharapkan bisa dimanfaatkan untuk menjalin kemitraan dengan industri pertahanan dari luar negeri,” tuturnya.

Sebanyak 905 perusahaan dari 59 negara akan memamerkan deretan persenjataan yang mereka produksi dalam ajang Indo Defence 2022, mengusung tema Peace, Prosperity, Strong Defence. Dari total peserta, 154 di antaranya merupakan industri pertahanan asal Indonesia. 

Bukan hanya perusahaan milik negara, perusahaan swasta nasional juga turut andil dalam ajang bergengsi tersebut. “Selain itu, pameran ini sebagai sarana mendapatkan pasar baru bagi industri pertahanan dalam negeri dari negara-negara Asia Tengah dan Afrika serta transfer teknologi dari industri pertahanan luar negeri,” jelas dia.

Bahkan, lanjutnya, dalam ajang Indo Defence 2022, juga ditampilkan sejumlah hasil optimalisasi pemanfaatan teknologi industri untuk mendukung industri alat pertahanan nasional oleh balai-balai milik Kemenperin. Misalnya, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Logam dan Mesin yang akan menampilkan Tricklink Tank, kemudian Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam akan menampilkan rompi anti peluru dan helm militer berbahan dasar keramik.

Ada pula Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil yang menampikan aplikasi kitoshan untuk antibakteri pada seragam militer, sementara Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Selulosa akan menampilkan penggunaan Nitro Selulosa sebagai bahan dasar propelan untuk pendorong roket, serta Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro yang akan menampilkan proses pengujian makanan untuk keperluan militer. 

“Kami juga memfasilitasi Asosiasi Sistem dan Teknologi Tanpa Awak (ASTTA) untuk menampilkan produk drone dalam negeri yang bisa mendukung pertahanan dan keamanan nasional,” ungkap Taufiek.

Saat ini, lanjutnya, di sejumlah negara, drone telah digunakan oleh pasukan militernya. Alat itu berfungsi memantau pergerakan musuh atau sebagai alat persejantaan.

Direktur Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat Pertahanan R Hendro Martono menyampaikan, tujuan Kemenperin memfasilitasi pada ajang Indo Defence 202 juga untuk mewujudkan kemandirian Indonesia dalam produksi alat utama sistem persenjataan (alutsista). “Hal ini perlu ditopang dengan memacu kemampuan industri di tanah air agar dapat memanfaatkan teknologi tinggi sekaligus mengoptimalkan penggunaan bahan baku lokal,” tegasnya.

Melalui peningkatan kemampuan produksi dalam negeri, produk-produk industri pertahanan Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri, sekaligus bisa menjadi raja di ASEAN. “Untuk mendukung kemandirian industri pertahanan, Kemenperin memberikan fasilitasi sertifikasi TKDN sebagai kepastian legalitas terkait kandungan nilai produk dalam negeri,” tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement