Kamis 03 Nov 2022 00:06 WIB

Analog Switch Off Jadi Momen Percepatan Transformasi Digital

Migrasi televisi analog ke digital/analog switch off jadi percepatan digitalisasi.

Acara webinar yang bertajuk Ayo Beralih ke TV Digital yang digelar pada Selasa (1/11/2022) lalu.
Foto: Istimewa
Acara webinar yang bertajuk Ayo Beralih ke TV Digital yang digelar pada Selasa (1/11/2022) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Migrasi dari siaran televisi analog ke digital atau Analog Switch Off (ASO) merupakan momentum dalam percepatan transformasi digital di Indonesia. Hal ini menjadi sebuah tuntutan zaman sehingga masyarakat harus dapat beradaptasi dengan perubahan-perubahan besar yang terjadi.

Demikian disampaikan Philip Gobang, Staf Khusus Menkominfo Bidang Komunikasi Politik, dalam Webinar yang bertajuk “Ayo Beralih ke TV Digital” yang digelar pada Selasa (1/11/2022).

Baca Juga

Dikatakan Philip dalam paparannya, berbagai negara telah melakukan migrasi dari televisi analog ke televisi digital. Sudah 85 persen negara-negara di dunia melakukannya.

“Indonesia dibandingkan dengan beberapa negara tetangga bisa dibilang cukup terlambat, namun presiden ingin mendorong dan memastikan Indonesia juga mengikuti apa yang disebut dengan transformasi digital,” ujar Philip dalam rilisnya, Rabu (2/11/2022).

Philip juga menyampaikan bahwa sesuai dengan arahan presiden, transformasi digital merupakan solusi cepat dan strategis untuk membawa Indonesia menuju masa depan.

“Namun, transformasi tersebut harus mewujudkan kedaulatan dan kemandirian digital yang menjadi prinsip penting dalam pelaksanaan transformasi digital di Indonesia. Oleh karena itu, migrasi dari televisi analog menuju digital merupakan suatu kebutuhan dari aspek bagaimana kita mesti berdaptasi dengan perkembangan teknologi yang baru,” katanya.

Sejalan dengan hal tersbut, Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Syafrizal ZA, mengatakan teknologi analog bersifat memakan ruang frekuensi yang cukup besar.

“Jatah ruang frekuensi analog jauh lebih besar bila dibandingkan dengan kebutuhan penyaluran teknologi digital. Situasi ini menyebabkan padatnya jagad lalu lintas penyiaran,” jelas Syafrizal.

Ditambahkan Syafrizal, ASO dapat menata ulang kerapian penggunaan spektrum dan pemanfaatan sumber daya frekuensi sehingga tersedia ruang frekuensi bagi perluasan dan percepatan internet di Indonesia.

“Sinyal digital akan mampu meng-cover seluruh wilayah Indonesia. Tidak ada lagi blankspot, maka akan mempercepat arus informasi,” ujarnya lagi.

Di sisi lain, Kabid Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi Dinas Kominfo, Provinsi Riau Hasmuri Hasan mengatakan Pemerintah Provinsi Riau terus meningkatkan sosialisasi dan edukasi siaran televisi digital di wilayah Riau.

“Beberapa wilayah layanan telah terjadwal untuk menghentikan siaran TV analog dan beralih ke siaran TV digital sebelum batas akhir yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 11 tahun 2011 yaitu tanggal 2 November 2022,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement