Rabu 02 Nov 2022 07:25 WIB

Kepala BPIP Sebarkan Perdamaian kepada Delegasi PEACE20

Pancasila bersifat universal sudah terbukti dapat dipedomani oleh masyarakat dunia

Delegasi dari lebih dari 50 negara peserta G20 berkumpul di Ubud, Bali dalam Peace International Summit / KTT Perdamaian International yang bertajuk PEACE20, The Golden Rule: “Do Unto Others as You Would Have Them Do Unto You”, Selasa (1/11/2022).
Foto: BPIP
Delegasi dari lebih dari 50 negara peserta G20 berkumpul di Ubud, Bali dalam Peace International Summit / KTT Perdamaian International yang bertajuk PEACE20, The Golden Rule: “Do Unto Others as You Would Have Them Do Unto You”, Selasa (1/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, UBUD -- Sebagai salah satu daerah yang menjunjung tinggi perdamaian di Indonesia, Bali kerap menjadi tempat bersejarah dalam konferensi tingkat dunia yang membuahkan aksi dan solusi dalam permasalahan global.

Di Pulau Dewata inilah 60 pemuda-pemudi, delegasi dari lebih dari 50 negara peserta G20 berkumpul di Ubud, Bali dalam Peace International Summit / KTT Perdamaian International yang bertajuk PEACE20, The Golden Rule: “Do Unto Others as You Would Have Them Do Unto You”, Selasa (1/11/2022).

Baca Juga

KTT Perdamaian yang dibuka secara resmi oleh tuan rumah Panglingsir/Raja Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati ini juga dihadiri oleh Panglingsir Utama Bali dari Kerajaan Klungkung Tjokorda Gde Agung gelar Ida Dalem Semaraputra bersama dengan para pembicara internasional Princess Cheryl Halpern selaku Chairwoman Peace 20, Dr Abraham Joseph (UN DGGW Peace Activist), Ketua Panitia Nasional Peace International Summit yang juga Ketua PWNU Jatim Marzuqi Mustamar, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP RI) Prof Yudian Wahyudi, pejabat yang mewakili Kapolri, Mendagri, Menteri LHK dan Chairman VOP Prince Damien Dematra. Selain itu juga hadir secara daring narasumber Uskup Riah Abu Asshal dari Palestina, Menteri Parekraf dan Menteri Agama.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BPIP RI, Prof Yudian Wahyudi, turut memberi arahan kepada para delegasi. Dalam sambutannya, Prof Yudian menuturkan, kegiatan Peace International Summit yang diselenggarakan Voice of Peace Initiative (VOP) ini kental dengan semangat persatuan untuk mencapai perdamaian dunia muda-mudi dari berbagai negara, seperti semangat Sumpah Pemuda yang baru-baru ini Bangsa Indonesia peringati.

“Acara ini juga untuk mendukung Presidensi Indonesia dalam G20, sekaligus dalam rangka memperingati HUT ke-5 VOP yang diselenggarakan oleh Bapak Wakil Presiden RI bersama 1.000 anak yatim,” tutur Prof Yudian.

photo
Delegasi dari lebih dari 50 negara peserta G20 berkumpul di Ubud, Bali dalam Peace International Summit / KTT Perdamaian International yang bertajuk PEACE20, The Golden Rule: “Do Unto Others as You Would Have Them Do Unto You”, Selasa (1/11/2022). - (BPIP)

Kepala BPIP yang juga lulusan Harvard University ini memberi gambaran kepada para delegasi bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar ke-4 dunia dengan beragam perbedaan. Namun, dengan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, Bangsa Indonesia dapat bersatu dalam kerukunan hingga sekarang dan selamanya.

“Masyarakat Indonesia memiliki pengalaman 2.000 tahun dalam mengembangkan cara-cara positif untuk bekerja dengan keragaman budaya dan agama untuk membina kehidupan yang harmonis. Jadi, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan adat gotong royong adalah dasar yang berharga bagi antar budaya dalam lingkungan budaya, perdamaian dan kerukunan, tidak hanya untuk Indonesia, tetapi untuk seluruh umat manusia di dunia,” terang Prof Yudian.

Dalam menciptakan kerukunan dan perdamaian dunia, Prof Yudian menambahkan, Pancasila bersifat universal yang sudah terbukti dan dapat dipedomani oleh masyarakat dunia. “Saya ingin mengutip pidato mantan Presiden RI dan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Megawati Soekarnoputri dalam 17th Jeju Forum for Peace and Prosperity di Korea Selatan, bahwa semua bangsa tentu memiliki kehendak dan kepentingan internalnya masing-masing. Namun respons (peserta) terhadap Pancasila sangat positif karena dalam setiap sila selalu ada kekaguman dari sila ke 1 sampai dengan sila kelima. Oleh karena itu, saya pikir ini sebenarnya universal dan dapat digunakan oleh dunia,” tambah Prof Yudian.

Tidak lupa Prof Yudian menyampaikan apresiasinya kepada Ketua VOP Prince Damien Dematra selaku kandidat penerima penghargaan dunia Nobel Perdamaian. Para delegasi dan tamu kehormatan yang hadir serentak memberi tepuk tangan gemuruh terhadap sambutan Kepala BPIP tersebut.

Sementara itu, Ketua Panitia PEACE20, Marzuqi Mustamar, menuturkan pentingnya menjaga perdamaian. Sebab dengan perdamaian, segala persoalan akan menemukan solusinya.

“Kita hidup berkemajuan bukan karena kesamaan. Di sini kita bisa makmur karena ada cinta kasih dan perdamaian,” ungkap Ketua PWNU Jatim ini.

Visions of Peace Awards adalah wadah bagi generasi muda untuk menyuarakan perdamaian dan toleransi melalui cara kreatif dan seni. Sejalan dengan hal tersebut, Chairwoman Peace20 Princess Cheryl Halpern menantang para delegasi untuk memberikan aksi nyata sekembalinya ke negara masing-masing.

“Saya ingin menantang semua delegasi International Peace Summit untuk mempromosikan etika timbal balik untuk mendorong anak-anak di negara asal Anda untuk saling menghormati dan mengatasi prasangka dan intoleransi seperti yang ditulis oleh Alfred Nobel. Keinginan baik tidak akan menjamin kedamaian, kita harus ingat,” tutur Pincess Cheryl.

Menanggapi tantangan tersebut, salah satu delegasi asal Australia, Georgia, mengatakan, dirinya terinspirasi oleh persatuan Bangsa Indonesia dan akan menularkan perdamaian dan cinta kasih kepada lingkungan di negaranya.

“Saya pikir saya tidak akan kembali ke Australia tanpa membawa perdamaian dan cinta kasih, dan saya akan menyebarkannya dengan setulus hati karena saya mendapatkan banyak nilai positif dari Peace International Summit 2022 di Bali,” tutur Georgia.

Sementara itu Dr Abraham Joseph UN DGGW Peace Activist menyatakan pada intinya hampir semua masalah dunia diawali huruf C seperti chaos, crime dan Covid-19. Tetapi kenyataan membuktikan bahwa solusi dari semua masalah tersebut tidak lain adalah saling kerjasama untuk perdamaian dunia (world peace) dan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) yang akan digulirkan dimulai dari Bali sekarang ini.

Hadir dalam acara tersebut, Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Ir Prakoso; Deputi Bidang Hukum, Advokasi, dan Pengawasan Regulasi, KA Tajuddin; Direktur Penyusunan Rekomendasi Kebijakan dan Regulasi, Drs R Dian Muhammad Johan Johor Mulyadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement