Rabu 02 Nov 2022 01:57 WIB

Akademisi: Indonesia Berpotensi Jadi Lumbung Pangan Dunia

Indonesia punya biodiversitas tinggi yang potensial bagi ketersediaan pangan

Petani membersihkan rumput atau matun pada lahan persawahan di Kulonprogo, Yogyakarta
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Petani membersihkan rumput atau matun pada lahan persawahan di Kulonprogo, Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia berpotensi menjadi lumbung pangan dunia. Sebab, Indonesia merupakan salah satu wilayah tropika yang memiliki biodiversitas tinggi. Keanekaragaman hayati di wilayah tropika memiliki nilai lebih dibandingkan wilayah non-tropika. Hal ini merupakan hal yang potensial bagi ketersediaan pangan di masa depan.

"Center of gravitiy (pusat pertanian pangan) ada di tropika. Indonesia, Brasil, dan sebagian di Afrika. Itu mengapa pentingnya pertanian Indonesia," kata Associate Professor Bina Nusantara University Haryonodalamdiskusi daring bertajuk "Peranan Appertani, Perguruan Tinggi dan Penelitian Dalam Pembangunan Pertanian Masa Depan", Selasa (1/11). 

Baca Juga

Haryono melanjutkan, untuk itu sangat penting bagi Indonesia untuk mendesain pertanian berkelanjutan yang bermanfaat bukan hanya bagi manusia, namun juga untuk kelestarian dan kualitas lingkungan. "Kualitas, standar, inovasi produk pangan harus maju untuk kemakmuran rakyat Indonesia dan bagian dari program Feed the World," jelasnya.

Menurut Haryono, ada lima pendekatan yang bisa dilakukan untuk mendukung masa depan pertanian Indonesia. Pertama, menerapkan tiga pilar pembangunan pertanian berkelanjutan.  "Pertanian masa depan itu adalah pertanian berkelanjutan. Ada tiga pilar, yaitu persoalan ekonomi, persoalan sosial dan juga persoalan lingkungan. Tiga pilar ini menjadi dasar kita dalam membentuk, menggerakkan dan mencapai pertanian berkelanjutan," katanya.

Kedua, menerapkan pembangunan pertanian berbasis ekoregion. Ia mengatakan, pembangunan berbasis ekoregion merupakan konsep perencanaan tata ruang (spatial planning) dengan mempertimbangkan jasa tata ruang pada suatu wilayah dan masyarakat yang tinggal di wilayah ekoregion tersebut. 

"Menerapkan pembangunan pertanian berbasis ekoregion ini sangat penting, karena Indonesia mempunyai ekosistem yang sangat beragam," ucapnya.

Ia menyatakan ada empat dimensi pembangunan pertanian berbasis ekoregion yang harus menjadi fokus dalam pengembangannya. keempatnya adalah ekologi dan ekonomi, risiko, pengembangan wilayah, serta etika dan budaya.

Poin ketiga dalam pendekatan pertanian masa depan adalah menerapkan kebijakan pembangunan pertanian berbasis hasil riset. Selanjutnya, poin keempat, menerapkan kualitas dan standar produk pangan dan pertanian bertahap dan berkelanjutan. "Harus ada integrasi hulu-hilir, untuk meningkatkan kualitas produk pertanian," ujarnya.

Kelima, lanjutnya, melakukan transformasi sistem pertanian konvensional menuju sistem pertanian modern. Caranya dengan mereinvestasi infrastruktur sistem pangan dan pertanian, transformasi budaya kerjabaru on farm dan off farm, transformasi kelembagaan petani berbasis korporasi, dan transformasi manajemen data, informasi dan pengetahuan.

Lalu, kata Haryono, transformasi ekosistem riset dan pengembangan ke ekosisteman riset dan inovasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, serta transformasi digital untuk efisiensi sumberdaya dan memperpendek rantai pasok pangan dan pertanian. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement