REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Bengkulu menyebutkan, realisasi investasi sejak Januari hingga Oktober 2022 mencapai Rp 6,2 triliun. Angka itu setara 75 persen dari target yang ditetapkan Pemprov Bengkulu.
"Untuk realisasi investasi di Provinsi Bengkulu triwulan III 2022 sebesar Rp 2,7 triliun dengan jumlah proyek sebanyak 354 sektor usaha," kata Kepala DPMPTSP Provinsi Bengkulu, Karmawanto di Kota Bengkulu, Selasa (1/11/2022).
Dia menyebutkan, jumlah tersebut sebanyak 183,89 juta dolar AS berasal dari penanaman modal asing (PMA) dan Rp 2,49 triiun dari penanaman modal dalam negeri (PMDN). Dari capaian yang ada, banyak investor yang menanamkan modalnya pada sektor perkebunan, infrastruktur, transportasi, industri kesehatan dan pertambangan.
Sedangkan untuk penanaman modal asing di Bengkulu rata-rata berasal dari Malaysia, Hong Kong, Jepang, Tiongkok dan Singapura. Untuk capaian investasi di Bengkulu, kata dia, berasal dari perusahaan lama yang melanjutkan kontraknya.
Oleh karena itu, ia berharap agar ada PMA lain untuk mau berinvestasi di daerah. "Saat ini Singapura menjadi yang terbesar nilai investasinya mencapai 45,9 persen," ujar Karmawanto.
Dia pun optimis target investasi di Provinsi Bengkulu akan tercapai dari yang telah diproyeksikan pemerintah pusat sebesar Rp 9,8 triliun. Saat ini, Bengkulu akan melakukan optimalisasi investasi melalui kegiatan UMKM. Sebab, terdapat 70 perusahaan bakal mengajukan kerjasama dengan UMKM daerah dengan target investasi sebesar Rp 5 triliun.