REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan kesiapan Jatim mendukung upaya pemerintah mewujudkan net zero emission atau nol emisi karbon pada 2060. Khofifah menyatakan, untuk mewujudkan target tersebut, dibutuhkan komitmen dari seluruh pihak. Bukan hanya pemerintah, tapi juga swasta dan masyarakat.
Khofifah melanjutkan, salah satu langkah nyata yang mulai bisa dilakukan adalah dengan memaksimalkan penggunaan kendaraan berbasis listrik sebagai gaya hidup masyarakat.
"Berbagai upaya kita lakukan. Renewable energi juga terus dioptimalkan termasuk penggunaan kendaraan listrik," kata Khofifah, Ahad (30/10).
Khofifah melanjutkan, dalam upaya mendorong agar masyarakat mau beralih menggunakan kendaraan listrik, Pemprov Jatim telah memberikan insentif pajak sebesar 90 persen untuk kendaraan berbasis listrik. Artinya masyarakat hanya perlu membayar 10 persen dari total pajak kendaraan listrik yang dibebankan.
"Kita juga memberi apresiasi kepada PLN yang terus mencari format renewable energi menuju transisi energi baru terbarukan. Kita ingin memperoleh udara yang bersih yang bisa dinikmati hingga anak cucu kita mendatang," ujarnya.
Sementara itu, PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur menggelar konvoi yang diikuti 1.300 kendaraan listrik dan electric festival dalam rangka menyemarakkan Hari Listrik Nasional (HLN) ke-77.
General Manager PLN UID Jatim, Lasiran menjelaskan, konvoi 1.300 kendaraan listrik ini merupakan langkah perusahaan untuk menumbuhkan iklim kendaraan listrik di Indonesia, khususnya Jawa Timur.
"PLN terus menggiatkan upaya-upaya untuk mengkampanyekan penggunaan energi bersih salah satunya melalui upaya electrifying lifestyle," kata Lasiran. Lasiran bersyukur, konvoi 1.300 motor listrik yang digelar diganjar Rekor MURI sebagai konvoi motor listrik terbanyak yang pernah dilakukan.
Lasiran mengungkapkan berbagai keuntungan yang diperoleh ketika masyarakat menggunakan kendaraan listrik. Selain lebih ramah lingkungan, penggunaan kendaraan listrik juga jauh lebih murah. Perbandingannya, ketika masyarakat menghabiskan satu liter BBM, artinya mereka menghabiskan satu KWh untuk kendaraan listrik.
"Satu KWh ini kalau harganya sekitar Rp 1.500. Ya bandingkan aja harga satu liter BBM, kalau menggunakan kendaraan listrik cuma habisnya Rp 1.500," ujarnya.
Lasiran pun menegaskan kesiapan infrastruktur kendaraan listrik di Jatim. Lasiran melanjutkan, untuk pengguna motor listrik, masyarakat bisa melakukan pengisian baterai di rumah. Adapun untuk mobil listrik, di Jatim telah ada 8 SPKLU yang bisa dimanfaatkan. Ia pun memaatikan di tahun depan bakal menambah jumlah SPKLU di Jatim.
Direktur Distribusi PT PLN (Persero), Adi Priyanto melanjutkan, hingga saat ini tercatat ada sebanyak 150 SPKLU milik PLN yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, 8 di antaranya berada di Jawa Timur. Adi menegaskan, itu merupakan salah satu langkah PLN mendukung terwujudkan nol emisi karbon yang dicanangkan pemerintah.