Kamis 27 Oct 2022 03:35 WIB

Pemprov Lampung Percepat Transisi Energi Baru Terbarukan

Porsi energi listrik yang telah menggunakan sumber EBT mencapai 39 persen.

Energi terbarukan/ilustrasi. Pemprov Lampung mempercepat transisi energi baru terbarukan.
Foto: abc
Energi terbarukan/ilustrasi. Pemprov Lampung mempercepat transisi energi baru terbarukan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung berkomitmen mempercepat proses transisi ke energi baru dan terbarukan (EBT) guna mewujudkantarget bauran energi bersih di daerahnya. "Saat ini, di Lampung untuk energi listrik mengalami surplus, sehingga kondisi kelistrikan cukup stabil," ujar Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalimdi Bandarlampung, Rabu (26/10/2022).

Sementara, menurut dia, porsi energi listrik yang telah menggunakan sumber EBT mencapai 39 persen. "Harapannya bisa bertambah lagi persentasenyauntuk mewujudkan energi bersih," katanya.

Baca Juga

Dia mengatakan percepatan transisi ke EBTakan dilakukan melalui pengembangan potensi panas bumi antara lain Way Ratai. "Selanjutnya, pengembangan pembangkit listrik tenaga surya di gedung milik Pemerintah Provinsi Lampung sebagai objek percontohan dalam rangka menyukseskan program satu juta surya. Saat ini, telah ada 10 PLTS dengan total daya 420 kW yang terpasang," tambahnya.

Ia melanjutkan, upaya lain adalah revitalisasi PLTS terpusat di Way Haru dan Bandar Dalam, Kabupaten Pesisir Barat, yang akan melistriki daerah tertinggal, terdepan dan terluar. "Energi ini tidak hanya digunakan saat ini, namun perlu juga mempersiapkan cadangan untuk generasi penerus, melalui konversi ke energi baru terbarukan. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama untuk mewujudkan kemandirian listrik dengan membuat pembangkit listrik baru berbasis energi terbarukan dan memanfaatkan potensi yang ada," ucap dia.

Sebelumnya, pemerintah telah menyusun langkah mencapai net zero emission pada 2060 melalui sejumlah strategi antara lain pengembangan EBTsecara masif, termasuk hidrogen dan nuklir; retirement PLTU secara bertahap; dan penggunaan teknologi bersih melalui carboncapture andstorage (CCS)/carboncapture, utilization andstorage (CCUS).

Selanjutnya, pemanfaatan kendaraan listrik dan kompor induksi; pengembangan jaringan gas rumah tangga; pemanfaatan biofuel; dan penerapan manajemen energi dan standar kinerja energi yang minimum.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement