Rabu 26 Oct 2022 17:34 WIB

KSAD Jenderal Dudung: Radikalisme Tetap Jadi Ancaman

Dudung meminta jajarannya tidak lengah dan tetap mewaspadai radikalisme.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Teguh Firmansyah
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Foto: Republika/Prayogi
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman meminta kepada seluruh prajurit TNI AD untuk mewaspadai radikalisme. Sebab, ancaman ini masih dapat muncul dan mengganggu keamanan publik.

"Radikalisme tetap menjadi ancaman bagi stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara yang perlu diwaspadai," kata Dudung saat memimpin Apel Kesiapsiagaan TNI AD Tahun 2022 di Monas, Jakarta, Rabu (26/10/2022).

Baca Juga

Dudung menilai, saat ini situasi keamanan negara memang terlihat kondusif. Namun, hal tersebut tak boleh membuat aparat keamanan menjadi lengah. "Secara umum situasi keamanan negara memang terlihat kondusif, namun kita tidak boleh lengah terhadap kemungkinan terjadinya gangguan stabilitas keamanan," tegas dia.

Oleh karena itu, ia meminta jajarannya untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi dengan berbagai komponen terkait. Sehingga dapat bersama-sama melakukan antisipasi dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

"Termasuk saya tekankan juga untuk tetap waspada terhadap kelompok-kelompok radikalisme. Kita antisipasi pergerakan mereka, jangan sampai kita lengah, terutama di pos-pos militer, termasuk di beberapa tempat yang perlu kita waspadai. Sehingga TNI AD siap untuk mengantisipasi, bahkan untuk menangani," ungkap Dudung.

"Saya berharap semua prajurit siap untuk mengantisipasi segala macam kemungkinan, jangan dianggap aman. Karena kalau kita siap, maka kita juga akan siap untuk menegakkan negara Republik Indonesia," tambahnya menjelaskan.

Disamping itu, mantan Pangdam Jaya ini juga mengimbau prajuritnya untuk ikut menangani masalah kerawanan bencana alam. Saat ini, jelas dia, musim hujan sudah tiba dengan intensitas yang cukup tinggi. Sehingga rawan terjadinya banjir dan tanah longsor, serta bencana alam lainnya.

"Kondisi ini tentu berpengaruh terhadap sektor kesehatan, ekonomi, sosial budaya dan juga keamanan," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement