REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angin segar kembali datang untuk Menteri BUMN, Erick Thohir setelah Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) memuji dedikasi dan kerja kerasnya membangun ekonomi umat Islam. Menurut Pengamat Politik Universitas Brawijaya, Anang Sujoko, S.Sos., M.Si., D.Comm, pujian Gus Yaqut adalah hal lazim, apalagi sudah satu tahun terakhir Erick Thohir masuk ke lingkungan pondok pesantren dan dekat dengan lembaga di bawah naungan Nahdlatul Ulama.
"Santri harus memiliki jangkauan ke depan. Bukan hanya berkiprah pada pondok pesantren saja. Para santri harus memiliki jiwa kewirausahaan," kata Anang, Selasa (25/10/2022).
Gus Yaqut, kata dia, ingin membuat santri tak hanya sekadar berprestasi di pesantren, tetapi dapat menjadi orang yang sukses seperti Erick Thohihr. "Mungkin itu yang ingin dikaitkan Gus Yaqut di Hari Santri dengan kehadiran Menteri Erick di event tersebut," ujar Anang.
Anang berpendapat, agar cita-cita Gus Yaqut untuk membuat para santri ini berprestasi dan memiliki jiwa entrepreneurship serta sukses seperti Erick Thohir, Kementrian Agama harus membuat program dan pembinaan pondok pesantren untuk membangun jiwa kewirausahaan. Program dan pembinaan tersebut dapat berorientasi serta bersinergi dengan program yang sudah dibuat Menteri Erick di perusahaan BUMN.
Meski hubungan antara Menteri Erick dan pesantren belum lama terjalin secara intensif, tetapi menurut Anang, kedekatan antara mereka sudah terlihat sangat baik sekali. Namun untuk membangun ikatan emosional yang lebih baik lagi diperlukan waktu.
"Memang saat ini Menteri Erick sudah memulainya secara bertahap. Namun untuk membangun bonding itu membutuhkan waktu yang lebih lama lagi," ucap Anang.
Menurut Anang, kalangan pondok pesantren sudah dapat menerima dengan baik kehadiran Menteri Erick di tengah-tengah mereka. "Menteri Erick harus terus melakukan istikomah dalam membangun hubungan yang baik dengan pesantren," lanjut dia.
Secara pragmatis, kedekatan Menteri Erick dengan kalangan Nahdiyin menurut Anang dapat dilihat sebagai upaya menuju kontestasi Pilpres 2024. Namun untuk saat ini posisi Menteri Erick belum untuk posisi presiden, tetapi baru sampai wakil presiden.
"Agak berat jika Menteri Erick bertarung untuk maju sebagai presiden. Saat ini Menteri Erick fokus saja menjalin kedekatan dengan Nahdiyin dan masyarakat agar memperkuat posisi beliau menuju wakil presiden," ungkap Anang.
Menjalin ikatan emosional dengan Nahdiyin dinilai Anang cukup strategis bagi Menteri Erick untuk memperkuat ia menjadi calon wakil presiden. Sebab kalangan Nahdiyin memiliki potensi suara yang sangat besar di Pilpres 2024 mendatang. Namun Anang memberi masukan agar ikatan emosional ini harus dibangun tak hanya di level atas, tetapi hubungan itu juga harus dibangun hingga akar rumput kalangan Nahdiyin.
"Tambang suara nanti ada di Nahdiyin. Sehingga jika ingin memenangkan kontestasi Pilpres 2024 harus mampu membangun ikatan emosional dengan Nahdiyin baik level atas maupun akar rumput," ungkap Anang.
Saat ini beberapa lembaga survei tengah menjagokan Erick untuk berpasangan serta mendampingi Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sebagai presiden di 2024 mendatang. Hingga kini peluang capres untuk dapat memenangkan Pilpres 2024 masih sangat tinggi.Asalkan para capres dan cawapres yang nanti akan maju di pilpres 2024 harus dapat membangun sifat nasionalis relegius.
Anang melihat potensi terbaik dan terkuat Menteri Erick untuk mendampingi calon presiden ada pada Ganjar Pranowo. Ini dikarenakan elektabilitas calon presiden yang tinggi saat ini masih dipegang oleh Ganjar.
"Pilpres kali ini tak mungkin hanya menonjolkan nasionalis semata. Tanpa mengedepankan relegius. Nasionalis relegius ini merupakan potensi yang sangat besar untuk dapat memenangkan pilpres 2024. Apalagi jika PDIP masih bersikukuh untuk memajukan Puan. Saya nilai akan berat sekali bagi PDIP untuk memenangkan Puan. Sebab elektabilitas Puan masih rendah sekali. Sehingga potensi nasionalis relegius untuk memenangkan Pilpers 2024 semakin terbuka," kata Anang.