REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kepala Bursa Efek Indonesia Perwakilan DIY, Irfan Noor Riza mengatakan, pihaknya terus berupaya dalam meningkatkan pasar modal, khususnya di DIY. Hal ini dilakukan dengan memasifkan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat.
Irfan menyebut, sosialisasi dan edukasi ini dilakukan dengan menggandeng berbagai pihak. Baik itu dengan perguruan tinggi, Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) hingga Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang sudah dibentuk oleh Otoritas Jasa Keuangan.
"Kami bergandengan tangan menumbuhkembangkan pasar modal, kita melakukan sosialisasi, kita melakukan edukasi pertama dengan kampus. Ternyata dengan kampus luar biasa, sehingga kami bisa dari kampus itu masuk ke desa yang dinamakan desa investasi atau desa inklusi," kata Irfan.
Melalui kolaborasi tersebut, dibentuk pusat literasi terpadu di wilayah-wilayah. Dengan begitu, literasi terpadu tersebut menjadi pusat sosialisasi dan edukasi dalam rangka meningkatkan pasar modal di DIY.
"Nanti semuanya bisa melakukan sosialisasi dan edukasi di semua industri jasa keuangan, perbankan bisa, asuransi bisa, pasar modal tentu, kita ciptakan inklusi-inklusi keuangan nantinya. Makanya pasar modal kami punya galeri di kampus dan kampus punya binaan, kita bikin galeri investasi di desa-desa," ujar Irfan.
Saat ini, pihaknya tengah membuat pusat literasi terpadu di Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Selain itu, juga tengah dibentuk pusat literasi terpadu di Purwokerto, Jawa Tengah.
"Sehingga bisa dibayangkan saat (pusat literasi) itu terjadi, masyarakat Indonesia khususnya di pedesaan-pedesaan itu dan semuanya melek investasi. Kami berharap investasi pasar modal juga mereka pilih sebagai alternatif wahana investasinya, sehingga bertumbuh bersama. Ekosistem ini yang kita akan coba menuju kesana nantinya," jelasnya.
Irfan sendiri menuturkan, pertumbuhan pasar modal di 2022 ini cukup signifikan, terutama di DIY. Bahkan, pertumbuhannya melampaui target yang ditetapkan yakni mencapai 38 persen.
Hal ini terlihat dari jumlah investor saham yang meningkat signifikan. Disebutkan, jumlah investor saham di DIY hingga September 2022 saja sudah mencapai 140.068 investor.
Padahal, target jumlah investor saham yang ditetapkan yakni sekitar 100 ribu investor. "Sekarang sudah 140 ribu (lebih), jadi mungkin kita akan revisi target kami menjadi 150 ribu (hingga akhir 2022), karena sudah di angka 140 ribu," kata Irfan.
Jumlah investor saham tersebut juga meningkat dari 2021 yang sebesar 101.680 investor. Melihat tren peningkatan pasar modal di DIY, pihaknya pun optimis pada akhir tahun ini jumlah investor saham dapat mencapai 150 ribu investor.