Ahad 23 Oct 2022 16:10 WIB

Era Digitalisasi, Jabar Dorong Santri untuk Berdakwah Digital

Sekarang santri itu tidak hanya pandai baca tulis Alquran dan kitab kuning.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Santri Mandiri.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi Santri Mandiri.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--- Zaman di era disrupsi dan digitalisasi saat ini, santri harus mengikuti zamannya tanpa harus mengeliminasi kesantriannya yang identik dengan belajar pendidikan agama Islam di pesantren.

"Sekarang santri itu tidak hanya pandai baca tulis Alquran atau baca tulis kitab kuning, tapi harus bisa membaca keadaan dunia dan mengikuti era globalisasi dan digitalisasi," ujar Kepala Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, H Ajam Mustajam kepada wartawan di ruangannya, Jalan Sudirman Kota Bandung, Jumat (21/10).

Baca Juga

Selain itu, menurut Ajam, santri juga juga harus bisa entrepreneur, bisa menjadi pengusaha, bisa menjadi teknokrat, bisa menjadi ahli sains dan bisa hal yang lain. 

Di zaman digitalisasi ini, kata Ajam,santri pun harus melek digital. Oleh karena itu, ia juga selalu memotivasi para santri, termasuk ustadnya untuk ceramah atau bertausiah itu tidak hanya di masjid dan majelis taklim atau di pesantren. Tapi juga harus bisa cerah kepada seluruh umat. Caranya, dengan dakwal digital.

"Silakan para santri manfaatkan teknologi, media sosil untuk berdakwah dan mengajak kebaikan. Dakwahnya itu jangan hanya satu masjid atau majelis, tapi harus terdengar hingga pelosok tanah air dan dunia," katanya.

Ajam menilai, santri zaman sekarang memiliki dua keuntungan, yakni menguasai hal duniawi dan menguasai hal ukhrawi, untuk bekal kelak di akhirat.

Selain itu, kata dia, cikal bakal diperingatinya Hari Santri yang jatuh setiap 22 Oktober karena santri terlibat dalam peperjuangkan kemerdekan. Menurut Ajam, saat ini santri harus bisa mempertahankan kemerdekaan dengan cara menjaga keamanan, persatuan, dan kesatuan bangsa.

"Selain itu, menjaga akhlak moral bangsa, menjaga ketertiban, kerukunan umat beragama ,merawat kebhinekaan, dan mempererat persatuan dan kesatuan," katanya. 

Menurutnya, untuk kemajuan pondok pesantren pihaknya juga menluncurkan beberap program, termasuk kolaborasi dengan pemerintah. Misalnya ada prograam one pesantren one product (OPOP), Satu Desa Satu hafidz, dan banyak lagi lainnya.

"Termasuk masalah anggaran, kita selalu berpihak kepada pesantren. Meskipun bantuan anggaran sifatnya bertahap karena saking cukup banyaknya pesantren di Jabar yang mencapai 15.000 pesantren," kata Ajam.

Dikatakan untuk menjadikan pesantren lebih "berdaya" pihaknya tidak bisa melakukan sendiri, perlu ada kolaborasi dan sentuhan dari semua pihak. "Keberpihakan kemenag kepada pesantrne itu biasa, namun yang luar biasa itu ada keberpihakan dari pihak yang lain," jelasnya.

Tema Hari Santri tahun ini, kata dia, adalah "Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan". Berdasarkan edaran dari Menteri Agama, pada 22 Oktober diimbau untuk melaksanakan upacara di setiap daerah, provinsi, dan kabupaten/kota. 

Di tingkat Jabar upacara akan dilaksanakan di Lapangan Gasibu Kota Bandung yang diikuti sekitar 2.000 peserta upacara.

Peringatan Hari Santri tingkat Jabar akan dilaksanakan di Indramayu pada 27 Oktober 2022 mendatang. Akan ada beragai acara salah satunya gerak jalan kerukunan yang akan dikutis keitar 5.000 orang.

Indramayu, kata Ajam, dipilih karena salah satunya ingin memperkenalkan dan meyakinkan kepada publik dan pihak yang berkepentingan soal asrama haji di Indramayu yang dalam waktu dekat akan digunakan sebagai embarkasi haji. Serta pemberangkatan umrah termasuk nanti untuk haji adalah Bandara Internasiona Jawa Barat (BIJB) Kertajati.

"Gerak jalan kerukunan akan diikuti oleh semua umat beragama dan santri masing-masing kabupaten/kota dan warga sekitar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement