Ahad 23 Oct 2022 08:02 WIB

Boris Johnson Pertimbangkan Balik Lagi Jadi PM Inggris

Boris Johnson telah mendapat dukungan dari sejumlah anggota partai konservatif.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Boris Johnson.
Foto: AP/Kirsty Wigglesworth
Boris Johnson.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mempertimbangkan tawaran untuk kembali menjabat dan bersaing dengan kandidat lainnya. Johnson telah kembali ke Inggris dari liburannya di Karibia menyusul pengunduran diri Liz Truss sebagai perdana menteri.

Johnson belum berkomentar secara terbuka tentang tawaran itu. Namun dia telah menerima dukungan puluhan anggota parlemen dari Partai Konservatif. Dia membutuhkan 100 suara atau dukungan untuk dipertimbangkan.

 

Menteri Perdagangan, James Duddridge, pada Jumat (21/10) mengatakan, Johnson menyatakan kepadanya bahwa dia siap untuk menjadi kandidat perdana menteri berikutnya. Duddridge pada Sabtu (22/10) mengatakan, Johnson telah mendapatkan 100 dukungan dari Partai Konservatif sehingga memungkinkannya untuk maju sebagai kandidat. 

 

Namun penghitungan Reuters menyatakan, Johnson baru mendapatkan 40 dukungan. Sementara mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak meraih lebih dari 110 dukungan. 

 

Seorang reporter Sky News melaporkan, Johnson menerima ejekan oleh beberapa penumpang di pesawat dalam perjalanan pilang liburan dari Karibia ke Inggris. Johnson mengenakan jaket gelap dan ransel. Dia melambai kepada fotografer setelah mendarat di Bandara Gatwick London.

 

Johnson meninggalkan jabatannya dengan skandal pesta di Downing Street saat pemerintah menetapkan aturan lockdown yang ketat di tengah pandemi Covid-19. Skandal ini membuat ketidakpercayaan publik terhadap Johnson menurun. 

 

Prospek jabatan perdana menteri Johnson lainnya adalah masalah polarisasi bagi banyak orang di Partai Konservatif, yang sangat terpecah setelah memecat empat perdana menteri dalam enam tahun.

 

Anggota parlemen dari Partai Konservatif, Andrew Bridgen,  mengatakan, dia mungkin mengundurkan diri dari parlemen jika Johnson kembali menjabat sebagai perdana menteri. Sementara mantan pemimpin partai Konservatif William Hague menyatakan, kembalinya Johnson akan mengarah pada "spiral kematian" bagi partai tersebut. 

Baca Juga

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya