Kamis 20 Oct 2022 17:34 WIB

Petani Dukung Langkah Kementan yang Mendorong Penggunaan Pupuk Organik

Petani konvensional diajak untuk beralih menggunakan pupuk organik.

Rep: dadang kurnia/ Red: Hiru Muhammad
Seorang pemuda mengemas hasil pengolahan pupuk organik yang telah jadi di Bono, Tulung, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (8/1/2022). Pemuda atau kaum
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Seorang pemuda mengemas hasil pengolahan pupuk organik yang telah jadi di Bono, Tulung, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (8/1/2022). Pemuda atau kaum

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mendorong penggunaan pupuk organik lewat pemberian bantuan Unit Pengelolaan Pupuk Organik (UPPO) mendapat dukungan dari petani di Jawa Timur. Salah satunya Mikmik (47), petani asal Desa Lebak, Bawean, Kabupaten Gresik. Mimik mengaku sebelumnya menggunakan pupuk kimia. Namun, kata dia, pupuk kimia tidak cocok dengan kultur tanah di wilayahnya dan malah merusak kesuburan tanah.

"Saya dulu pernah pakai pupuk kimia, tapi lama kelamaan tanah jadi rusak dan hasil panen juga tidak bagus. Saya coba pakai pupuk organik, ternyata tanah dan buah hasil panen juga bagus," kata Mikmik di Surabaya, Kamis (20/10/2022).

Baca Juga

Mikmik pun berharap, program bantuan Unit Pengelolaan Pupuk Organik (UPPO) bisa terus digulirkan pemerintah, dalam hal ini Kementan. Dimana para petani tidak saja mendapat bantuan alat pembuatan pupuk organik, tetapi juga diberi pelatihan cara memproduksi pupuk organik yang baik.

"Ini perlu sehingga petani juga tidak bergantung menunggu bantuan pupuk subsidi dari pemerintah yang seringkali sulit. Akibatnya mengganggu pertanian saat masuk musim tanam," ujarnya.

Mimik menjelaskan, cara pembuatan pupuk organik sebenarnya cukup mudah dan biayanya pun murah. Selain itu, kata dia, bahan bakunya juga mudah dan melimpah, seperti kotoran sapi. Caranya, kotoran sapi diracik dicampur dengan arang sekam, jerami, dedaunan, air secukupnya, serta lima sendok makan gula pasir dan EM4.

Ia pun mengajak petani konvensional untuk beralih menggunakan pupuk organik. Menurutnya, hal itu menjadi solusi tepat bagi petani agar tidak ketergantungan terhadap pupuk bersubsidi yang terkadang langka. "Ini solusi bagi petani agar lebih mandiri dan produktif," katanya.

Seperti diketahui, Kementan terus berupaya mengkampanyekan agar petani menggunakan pupuk organik, di tengah perubahan iklim ekstrim global dan persoalan lainnya. Belum lagi bahan baku pupuk seperti gugus fosfat yang sebagian besar dikirim dari Ukraina dan Rusia tersendat karena perang kedua negara.

"Jadi yang tidak dapat pupuk subsidi segeralah menghadirkan pupuk organik. Minimal setiap kabupaten harus jadi percontohan dan tidak mengandalkan bantuan pemerintah pusat," ujar Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement