Rabu 19 Oct 2022 18:58 WIB

Bangun Dua Kampung Siaga Bencana, Pemkot Bandung Anggarkan Rp 500 Juta

Nantinya kampung siaga bencana juga akan dibangun di lokasi rawan bencana lainnya

Rep: dea alvi soraya/ Red: Hiru Muhammad
Petugas Dinas Pekerjaan Umum (DPU) menggotong perahu karet usai Apel Siaga Bencana 2021 Tingkat Kota Bandung yang diikuti instansi serta unsur terkait di Plaza Balai Kota, Selasa (7/12). Kegiatan tersebut sebagai bentuk kesiapan dan kordinasi menghadapi ancaman bencana hirometeorologi akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrem.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Petugas Dinas Pekerjaan Umum (DPU) menggotong perahu karet usai Apel Siaga Bencana 2021 Tingkat Kota Bandung yang diikuti instansi serta unsur terkait di Plaza Balai Kota, Selasa (7/12). Kegiatan tersebut sebagai bentuk kesiapan dan kordinasi menghadapi ancaman bencana hirometeorologi akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrem.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Dinas Sosial Kota Bandung memastikan terbentuknya dua kampung siaga bencana pada 2023 mendatang. Alasan dipilihnya Mandalajati dan Ujungberung sebagai projek pertama, menurut Kadinsos Kota Bandung Soni Bakhtiyar, adalah karena kedua kecamatan tersebut berada dalam bentangan patahan sesar Lembang yang rawan pergeseran tanah dan juga rawan banjir.

“Jadi tidak ada lagi yang gagap dan gugup pada saat terjadi bencana semua sudah siap, apa yang harus dipersiapkan kalau bencana itu terjadi, baik pra, saat kejadian dan juga pasca kejadian,” kata Soni saat ditemui usai menghadiri Bandung Menjawab di Taman Sejarah Kota Bandung, Rabu (19/10/2022). 

Baca Juga

Untuk pembentukan kampung siaga bencana Mandalajati dan Ujungberung, Pemkot Bandung tengah menganggarkan dana sebesar Rp 500 juta. Tak hanya dua lokasi, nantinya kampung siaga bencana juga akan dibangun di lokasi-lokasi rawan bencana lainnya. Dia mengatakan, hingga Oktober 2022, tercatat sebanyak 22 titik kejadian kebakaran, 10 titik kejadian banjir, 14 titik kejadian puting beliung, dan dua titik kejadian longsor.

“Jadi (kampung siaga bencana) ini tidak didirikan per kecamatan, tapi per titik bencana, satu kecamatan bisa jadi punya dua atau lebih, kita lihat urgensinya,” jelas Soni. 

Meski baru bisa digarap 2023 nanti, Soni memastikan bahwa langkah antisipasi telah dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan bencana melalui koordinasi dengan seluruh perangkat daerah. Koordinasi ini meliputi langkah yang perlu dilakukan, subsidi yang disedidkan, dan tanggung jawab perangkat daerah dalam penanganan bencana maupun masa recovery.  “Khusus untuk Dinsos bertanggungjawab di penyediaan sandang pangan dan tempat pengungsian,” jelasnya. 

Sebelumnya, Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, hingga saat ini Kota Bandung belum memiliki Kampung Siaga Bencana. Dia berharap, kampung siaga bencana dapat segera terbentuk sehingga penanggulangan bencana di Kota Bandung dapat lebih terorganisir dan optimal. 

“(Pembentukan KSB) Lebih cepat lebih baik. Mudah-mudahan dari rakor ini warga sama pemerintah kota dan stakeholder kebencanaan bisa segera buat role model dulu lah,” kata Yana saat membuka rapat koordinasi penanggulangan bencana di Hotel Grandia, Cihampelas, Senin (10/10/2022). 

Nantinya, selain menjadi pusat sosialisasi upaya penanggulangan dan antisipasi bencana, KSB juga akan menjadi wilayah sumber pangan bagi para korban bencana dan pusat sarana prasarana penanggulangan bencana. Soni mengatakan, nantinya KSB akan dilengkapi lumbung pangam dan sarana prasarana penunjang lainnya.  “Disesuaikan dengan kondisi bencana yang sering terjadi di wilayah itu,” kata Soni. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement