Selasa 18 Oct 2022 23:31 WIB

Bupati Lombok Timur Minta OPD Siaga Bencana Alam

Cuaca ekstrim berupa hujan lebat disertai angin kencang terjadi di awal pancaroba.

Pengendara sepeda motor melintasi jalan saat mendung hitam akibat cuaca ekstrem (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Pengendara sepeda motor melintasi jalan saat mendung hitam akibat cuaca ekstrem (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SELONG -- Bupati Lombok Timur, M Sukiman Azmy meminta semua OPD di daerah itu siaga penanggulangan bencana alam dampak cuaca ekstrem. Saat ini musim hujan telah masuk dengan intensitas yang tinggi.

"Dampak bencana banjir, tanah longsor maupun pohon tumbang merupakan tanggung jawab bersama, sehingga setiap OPD harus berkoordinasi dan memiliki tekad yang kuat," katanya pada apel pasukan siaga bencana alam di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Selasa (18/10/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan, cuaca ekstrim berupa hujan lebat disertai angin kencang terjadi di awal pancaroba. Kondisi cuaca mengalami perubahan cepat dan sulit diprediksi. Kondisi itu mengakibatkan bencana alam di beberapa kawasan memakan korban harta dan jiwa.

Selain itu, cuaca ekstrem yang tengah melanda daerah ini menyebabkan pohon-pohon tumbang di jalan raya, luapan air sungai, parit, dan selokan hingga jalan. Sedangkan kerusakan lainnya, seperti infrastruktur dan tanaman pangan masyarakat.

"Tumbangnya pohon dan tergenang jalan raya sudah pasti mengakibatkan terganggunya arus lalu lintas dan aktivitas masyarakat," katanya.

Ia mengaku prihatin atas bencana puting beliung yang baru saja menimpa rumah warga di Kecamatan Keruak dan Jerowaru. Kejadian itu mengakibatkan kerusakan 50 rumah dan tiga warga mengalami luka-luka.

"Akan tetapi pemerintah daerah cepat tanggap dengan mengambil beberapa langkah seperti pembersihan di lokasi dan pemotongan pohon tumbang yang menimpa rumah penduduk, serta memberikan bantuan lainnya," katanya.

Menurut dia, bencana alam dapat terjadi kapan dan di mana saja. Oleh karena itu, analisis pemerintah melalui BMKG menjadi atensi bersama. "Kita tidak perlu menunggu terjadinya bencana yang lebih besar dan masyarakat menjadi korban, baru menentukan langkah-langkah," katanya.

Ia berharap, semua komponen daerah, khususnya yang berkaitan langsung dengan analisis kebencanaan, melakukan pemetaan kemudian memastikan kesiapsiagaan yang tepat, baik personel, sistem, maupun peralatan. "Kepada OPD terkait untuk menyediakan kebutuhan pokok dan lainnya dalam menghadapi cuaca ekstrem tersebut," katanya.

Sebagai langkah pencegahan korban jiwa dampak bencana alam tersebut, Dinas Pariwisata telah mengeluarkan surat yang berisi penutupan sementara lima objek wisata alam dan enam objek wisata bahari sejak 10 Oktober 2022 sampai dengan batas yang belum bisa ditentukan. Semua OPD diharapkan agar tidak mengabaikan koordinasi dalam penanggulangan bencana.

"Dalam penanggulangan bencana alam dari hilir sampai ke hulu hendaknya koordinasi mata rantai jangan diabaikan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement